Begini Cara Rumah Sakit Lapangan Indonesia Layani 130 Korban Gempa di Hassa Turki

Hari ke-2 pengoperasian Rumah Sakit Lapangan Indonesia, Emergency Medical Team (EMT) di Kota Hassa, Provinsi Hatay, Turki sudah melayani 130 warga setempat. Semua warga yang mengakses layanan medis ini merupakan pasien rawat jalan. (Foto: Dokumentasi BNPB)

Hassa, DetikManado.com – Hari ke-2 pengoperasian Rumah Sakit Lapangan Indonesia, Emergency Medical Team (EMT) di Kota Hassa, Provinsi Hatay, Turki sudah melayani 130 warga setempat. Semua warga yang mengakses layanan medis ini merupakan pasien rawat jalan.

Koordinator EMT dr Eko Mediatianto mengatakan, sebanyak 120 pasien tercatat hingga pukul pukul 18.00 waktu setempat. Masih ada 10 warga Hassa lain yang mendaftar di rumah sakit lapangan.

Bacaan Lainnya

Dia menyebut, di antara mereka yang dilayani tim medis hari ini, terdapat pasien korban gempa.

“Hingga saat ini sudah 130 pasien yang dilayani dengan penyakit terbanyak ISPA, luka ringan, stres akut, radang tenggorokan dan nyeri kepala,” ujar Eko, Jumat (17/2/2023).

Eko menjelaskan, Indonesia membuka pelayanan kesehatan kepada warga terdampak gempa M7,8 di Kota Hassa, Provinsi Hatay. Bantuan medis ini dilakukan Emergency Medical Team (EMT) melalui rumah sakit lapangan, yang beroperasi sejak Kamis (16/2/2023).

Sementara itu, Ketua Tim Kemanusiaan Indonesia Bambang Surya Putra mengatakan rumah sakit lapangan ini memberikan berbagai layanan kepada warga yang ingin berobat.

“Rumah sakit didukung dokter spesialis, dokter umum, apoteker, bidan, psychologist, nutritionist, epidemiologist, tenaga medis lain dan fasilitas EMT tipe 2 diantaranya ruang operasi,” kata Bambang.

Bambang menyampaikan pelayanan kesehatan terdiri dari rawat jalan, rawat inap dan tindakan operasi. EMT terdiri dari dokter bedah umum, bedah ortopedi, anaesthesia, paediatrics, mata, internist, obstetrics, psychiatry, emergency medicine, spesialis anak dan forensics.

“Sejak beroperasi kemarin (16/2) pukul 18.00 waktu setempat, kami melayani lebih dari seratus pasien yang berdomisili di wilayah Hassa,” jelas Bambang yang juga menjabat Kepala Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia, Jumat (17/2/2023).

Bambang menambahkan rumah sakit lapangan ini juga bisa mendapatkan rujukan dari rumah sakit setempat.

“Kami juga memiliki tenaga untuk penanganan psikososial atau _trauma healing_ kepada warga yang terdampak gempa,” tambahnya.

Operasional rumah sakit lapangan Indonesia ini telah berkoordinasi dengan dinas kesehatan Kota Hassa dan badan penanggulangan bencana Turkiye atau AFAD. EMT akan mengoperasikan layanan medis di rumah sakit lapangan hingga akhir Februari ini.

Diketahui, rumah sakit lapangan tersebut melayani rawat jalan, rawat inap, mobile clinic, basic medical care, general surgery, orthopaedic surgery, internal disease, ophthalmology, mental health, psychology, anaesthesiology, paediatric, obstetric dan gynaecology, radiology, triase, penanganan kegawatdaruratan, dan resuscitation.

Sedangkan untuk kesehatan masyarakat, EMT melayani surveilans epidemiologi, nutrisi dan kesehatan lingkungan.

Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menjelaskan, kapasitas pasien yang dapat dilayani sebanyak 150 hingga 200 pasien setiap hari. Operasi minor sebanyak 5 hingga 10 pasien dan operasi besar 2 hingga 3 pasien, serta 20 pasien rawat inap.

“Pemerintah Indonesia mengirimkan EMT yang berjumlah 119 personel yang didukung dengan peralatan dan perlengkapan medis dan obat-obatan. Di samping tim medis, Indonesia juga mengirimkan tim Urban Search and Rescue (USAR) dengan klasifikasi medium di Antakya, serta bantuan logistik lainnya,” ujar Abdul.

Dia menambahkan, bantuan ini merupakan bentuk solidaritas masyarakat Indonesia kepada masyarakat Turkiye yang terdampak gempa M7,8 pada 6 Februari 2023 lalu.

Penulis: Yoseph Ikanubun
Editor: Richard Fangohoi


Pos terkait