Manado,DetikManado.com – Fasilitas sarana dan prasarana gedung adalah faktor penting dalam proses belajar mengajar di sekolah.Sehingga hal tersebut dapat membuat peserta didik dapat menimba ilmu dengan baik.
Namun bagaimana jika proses belajar mengajar tidak didukung dengan fasilitas yang kurang memadai?. Tentunya akan menjadi penghalang bagi siswa untuk belajar ditambah fasilitas tersebut dapat membahayakan jiwa dari peserta didik.
Hal tersebut terjadi di SD Negeri 93,Kelurahan Teling Atas,Kecamatan Wanea,Lingkungan 5,Kota Manado,Provinsi Sulawesi Utara,yang fasilitas gedung sekolahnya sudah rusak.
Diantaranya,gedung sekolah yang sudah tua,plafond yang rusak dan beberapa ruangan belajar sudah tidak memadai.Bahkan untuk ruangan perpustakaan pun sudah tidak layak pakai.
Selain itu,bangunan sekolah ini terpisah antara 3 ruangan kelas berada di bukit sedangkan yang lainnya berada di bagian bawah yang dihubungkan sebuah tangga yang cukup berbahaya untuk anak SD.
Kepala Sekolah SD Negeri 93 Manado Meydi Wuwungan mengaku untuk kegiatan belajar mengajar di sekolah semua berjalan dengan baik.
“Mungkin yang sangat memprihatinkan adalah gedung sekolah banyak rusak termasuk atapnya,”ujar Wuwungan.
Menurutnya,sebelumnya pihak sekolah sudah berkali-kali menyampaikan perihal ini ke pihak terkait namun belum direspon.
“Tetapi,Puji Tuhan,akan dibangun dan direhab dan terima kasih kepada Pemkot Manado yang sudah memperhatikan kondisi sekolah kami,”ucapnya.
Dia juga mengatakan,dengan kondisi bangunan rusak seperti itu,tentunya sangat menganggu operasinya sekolah,seperti ruangan perpustakaan jika terjadi hujan,buku-buku tersebut rusak karena air masuk ke dalam ruangan.
“Saat terjadi banjir pada bulan Februari lalu sekolah terendam seperti kolam,” ungkapnya.
Selain itu,ada juga ruang kelas yang atapnya sudah jatuh namun dengan kondisi seperti itu,guru-guru dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
“Terkait tangga yang menuju kelas 4 memang sudah sangat memprihatinkan sehingga kami menyarankan anak-anak untuk menjaga diri jika menaiki anak tangga tersebut,”jelasnya.
Wuwungan mengatakan,dirinya masuk ke sekolah tersebut pada tahun 2019 dengan kondisi sekolah sudah seperti itu.
“Ada sebagian ruang kelas yang atapnya hampir jatuh dan saya berusaha untuk beli terpal dan tripleks untuk menahan agar tidak jatuh menimpa anak-anak,”ungkapnya.
Kata dia,pihak sekolah berinisiatif untuk melakukan perbaikan seadanya walaupun masih darurat tetapi dapat masih dapat digunakan.
“Jumlah siswa di sekolah kami ada 82 orang sesuai dengan Data Pokok Pendidikan sedangkan tenaga didik yang sudah lulus P3K berjumlah 9 orang termasuk Kepala Sekolah,”terangnya.
Lanjut Wuwungan,memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun ini pihak sekolah akan mengikuti lomba Paduan Suara antar guru dan siswa serta lomba menggambar.
“Ada juga siswa yang pernah mengikuti lomba Matematika tingkat SD se Kota Manado,”tuturnya.
Dia menambahkan,besar harapan untuk membuat sekolah tersebut menjadi baik sehingga para guru berusaha dengan segala upaya agar anak-anak lebih betah untuk belajar di sekolah.
“Kami membuat kegiatan-kegiatan yang menunjang dalam kegiatan belajar mengajar seperti yang akan kami laksanakan kedepan yaitu Kurikulum Merdeka,”kuncinya.(ml)