Cerita Deeby Merintis Pertanian Integratif Bersama Kaum Milenial di Minsel

Panen ikan lele melalui usaha budidaya ikan lele bioflok, Kamis (17/12/2020). (Foto: Ist)

Tondano, DetikManado.com – Hampir 2 tahun terakhir bersama beberapa anak milenial dan perempuan desa, Deeby Momongan merintis sebuah gerakan membangun sektor Pertanian Integratif di Desa Tumani, Kecamatan Maesaan, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), Sulut.

Berharap kelak gerakan ini bisa menyumbang pencapaian Sustainable Development Goals (SDG’s) dan terutama dapat memberi dampak pada pembangunan sumber daya manusia dan ekonomi desa.

Bacaan Lainnya

“Bermodalkan kemauan keras menyumbang sesuatu untuk konsep pembangunan berkelanjutan dari pedesaan, kami membentuk kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) kaum milenial bernama Wanua Cintalink Semesta atau WCS,” ungkap Deeby sapaan akrabnya, Kamis (17/12/2020), ketika budidaya ikan lele bioflok tersebut mulai panen.

Deeby mengatakan, dalam kerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT), perjuangan awal pokdakan ini mendapatkan bantuan 20 unit bioflok untuk budidaya ikan lele dan nila sistem bioflok terpadu dengan sayuran organik.

Di samping itu, Kepala BPBAT Tatelu Fernando Simanjuntak STPi berkenan melaksanakan panen perdana didampingi Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Minsel, Ir Alexander Sonambela MSi.

 “Dari 10 kolam ikan lele bioflok diperkirakan bisa panen mencapai 2 ton. Padahal ini baru tahap pembelajaran awal, tapi sudah sukses,” ujar Fernando.

Fernando pun mengapresiasi kaum milenial yang cerdas dan bekerja keras dari siang dan malam.

Sedangkan Alexander menyatakan rasa syukur dan kebanggaan bahwa ada anak-anak milenial mulai tertarik memasuki sektor kerja yang sudah ditinggalkan kebanyakan orang.

“Rupanya budidaya sistem bioflok dengan teknologinya yang canggih sesuai dengan dunia kaum milenial,” Alexander.

Bukan hanya mendapat dukungan sarana prasarana budidaya sistem bioflok, Pokdakan Milenial WCS ini juga didukung KKP dengan bantuan mesin pembuat pakan dan bahan bakunya.

Dirjen Pakan dan Obat Kementerian KP melalui Maikel Eman menyatakan bahwa KKP tertarik membantu Pokdakan WCS karena digerakkan oleh kaum milenial.

“Ini sangat strategis, kenapa? Karena merekalah yang harus kita persiapkan menjadi SDM penyedia bahan pangan masyarakat di masa mendatang,” ujar Maikel. (ika/rf)


Pos terkait