Manado, DetikManado.com – Korps PMII Putri (Kopri) Isty Regita Mamangge mengatakan, pernyataan tentang perempuan dan laki-laki sudah setara, maka gender akan teredam akan hal itu.
Hal ini dikatakan Isty saat diskusi bersama dengan sejumlah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip), yang berlangsung di pendopo Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Rabu (20/11/2019) malam.
Isty juga mengatakan, masalah paling substansi tentang gender yaitu bisa dikatakan kasur, sumur dan dapur, itu adalah bagian dari kodrat perempuan. Kodrat yang diartikan sebagai ketentuan yang tidak bisa diubah. Kemudian bagaimana laki-laki yang lebih mendominan dari pada perempuan. “Seperti munculnya pertnyaan perempuan layak tidak jadi pemimpin,” ujar Isty dari Kopri Komisariat Unsrat Manado.
Lanjutnya, gender yang secara umum diartikan sebagai peran, sifat laki-laki dan perempuan yang kemudian dikonstruksi oleh realitas sosial yang menjadi budaya. “Misalnya perempuan tidak boleh keluar malam,” ujarnya.
Dijelaskanya, bahwa bahasa tentang gender itu sedikit tapi untuk merasionalisasikannya itu yang lama, karena butuh realitas sosial yang dikonstruksikan tentang gender karena sudah menjadi budaya, karena sudah di atur sejak dulu perempuan itu harus seperti apa dan laki-laki itu seperti apa. “Di antaranya mulai dari pakaian, permainan untuk perempuan dan laki-laki sejak kecil itu sudah diatur sedemikian rupa sehingga terkonstruksi dalam pikiran kita,” jelasnya.
Mineshia, salah satu mahasiswa Fisip Unsrat seusai diskusi mengatakan, diskusi itu digelar karena kesadaran dan rasa ingin tau tentang gender. “Bukan cuma rasa ingin tau, tapi melalui diskusi ini kami juga ingin belajar tentang gender tersebut bagaimana,” jelas Mineshia. (ali)