DetikManado.com, Wori – Puluhan siswa SMA Negeri 1 Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Sulut, antusias belajar berbagai hal terkait jurnalistik dan mengidentifikasi hoaks saat kegiatan pelatihan jurnalis siswa.
Kegiatan pelatihan jurnalis siswa yang digagas oleh Jurnalis Pendidikan Sulut (JPS) itu digelar di SMA Negeri 1 Wori, Rabu (28/9/2022), dan diikuti puluhan siswa yang merupakan perwakilan kelas serta pengurus OSIS.
Dua narasumber dihadirkan dalam pelatihan ini yakni Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sulut Agustinus Hari dan Ahli Pers dari Dewan Pers Yoseph E Ikanubun SPd.
Ikanubun menyampaikan dua materi terkait Pengantar Pers dan Jurnalistik, dan materi kedua tentang Mengidentifikasi Hoaks.
Dalam materinya, Ikanubun membahas tentang pengertian pers dan jurnalistik, sejarah perkembangan pers di dunia dan di Indonesia, pengertian wartawan, serta jenis-jenis media massa.
“Surat kabar berbahasa Belanda Bataviasche Nouvelles (1744-1746) adalah terbitan pertama di Indonesia yang kala itu bernama Hindia Belanda. Sedangkan di Minahasa ada surat kabar Chahaja Siang yang terbit tahun 1868,” ungkap Ikanubun.
Pada materi kedua, dia memaparkan tentang hoaks, pengertian dan contoh-contoh misinformasi serta disinformasi. Selain itu juga beberapa cara mengidentifikasi dan menangkal penyebaran hoaks.
“Jika mendapat informasi, jangan langsung di-share atau disebarkan. Selalu punya sikap skeptik, cek dan ricek, pastikan info itu benar sebelum dibagikan,” ujarnya.
Selanjutnya pada sesi ketiga dan keempat, Hari menyampaikan materi tentang tekhnik reportase dan wawancara, serta tekhnik penulisan berita. Tak hanya teori, tetapi para siswa melakukan simulasi wawancara serta menulis berita pendek.
“Dari hasil simulasi wawancara dan menulis berita, terlihat bahwa para siswa punya kemampuan di bidang jurnalistik,” ujar Hari.
Salah satu peserta pelatihan Jhosua Kampohrang mengaku senang bisa belajar jurnalistik dan mengidentifikasi hoaks.
“Kami senang punya kesempatan mengikuti pelatihan hari ini, dan sangat bermanfaat bagi kami,” ujar siswa kelas XI ini.
Kepala SMA Negeri 1 Wori Adri Mandey SPd saat penutupan kegiatan mengatakan, pelatihan itu sangat bermanfaat bagi siswa.
Apalagi para siswa tidak hanya diberi teori terkait jurnalistik, melainkan juga punya kesempatan untuk melakukan praktek wawancara serta menulis berita.
“Kami baru kali ini melaksanakan pelatihan seperti ini di sekolah dan antusias siswa sangat tinggi, meski kami hanya memilih perwakilan kelas saja,” ujar Mandei.
Dia mengatakan, ilmu serta pengalaman yang didapat oleh para siswa yang mengikuti pelatihan nantinya dibagikan kepada siswa yang lain.
Dengan demikian semakin banyak siswa yang mengenal dunia jurnalistik, serta memahami bagaimana mengenal dan menangkan hoaks.
“Dengan demikian para siswa bisa mengambil sikap ketika menerima sebuah informasi, apakah itu benar atau hoaks. Terpenting adalah tidak ikut menyebarkan informasi hoaks karena akan terkait persoalan hukum,” ujar Mandey.
Dalam pelatihan itu terpilih 6 siswa sebagai peserta terbaik, dan mendapat hadiah buku terkait isu lingkungan karya para jurnalis di Sulut. (joe)