KPK dan AJI Menggelar Pelatihan Jurnalis Melawan Korupsi

Pelatihan ini atas kerjasama KPK, AJI Indonesia dan Tempo Institute.

Manado,DetikManado.com – Pelatihan Jurnalis Lawan Korupsi berlangsung di Grand Kawanua Kairagi Manado, Sabtu (20/07/2019). Kegiatan ini hasil kerjasama antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Tempo Institute.

Puluhan jurnalis, pers mahasiswa, dan perwakilan pegiat masyarakat sipil menjadi peserta dalam kegiatan yang menghadirkan pembicaradari Tim KPK, akademisi Unsrat Manado, Dr Ferry Daud Liando MSi dan Ketua Bidang Data dan Informasi AJI Indonesia Mustakim.

Bacaan Lainnya

Dalam pemaparannya, Mustakim menyampaikan beberapa hal mengenai pencegahan dan pemberantasan korupsi yang menurutnya dalam kacamata media massa isu pencegahan korupsi kurang seksi. “Jurnalis lebih tertarik mengulas isu penindakan, karena terkait peristiwa. Ada tokoh, juga jumlah dana yang dikorupsi,” ujarnya.

Dia mengatakan, isu pencegahan sangatlah tidak seksi sehingga butuh effort besar untuk bagaimana isu pencegahan ini terus menerus disuarakan di media-media. “Menurut informasi yang saya dapat kabarnya KPK mengeluarkan dana cukup besar untuk isu pencegahan ini,” ujarnya.

Selain pelatihan, kegiatan itu juga dimaksudkan untuk mendorong para jurnalis mengikuti lomba menulis terkait korupsi.

Mustakim juga menambahkan beberapa hal penting yaitu, untuk mengulas isu pencegahan maka wartawan harus menguasai sejumlah tema seperti anggaran, proses lelang, juga dokumen-dokumen lainnya yang terkait. “Karena memang kasus korupsi itu lebih banyak dinominasi oleh berita soal penindakan,” ujarnya.

Dia menjelaskan, berdasarkan data dari KPK penindakan sangat dominan hingga mencapai 58,55 persen dibanding pencegahan yang hanya 12,64 persen.

Liando dalam pemaparannya juga mengungkap aspek yang memicu timbulnya korupsi yaitu motif dan system. Motif karena sang calon pejabat ingin diakui,mendapat kekuasaan bahkan menumpuk kekayaan. “Kenapa korupsi itu merajalela, saya liat sekarang berkaitan dengan aspek motif menjadi politisi. Selanjutnya adalah system yang mendorong terjadinya korupsi,” ujar Liando.

Selain pelatihan, kegiatan itu juga dimaksudkan untuk mendorong para jurnalis mengikuti lomba menulis terkait korupsi.(tr-02)

Komentar Facebook

Pos terkait