Manado, DetikManado.com – SMKN3 Manado melaksanakan Gelar Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) pada, Kamis (23/11/2023). Ada sejumlah karya yang ditampilkan oleh para siswa sekolah itu.
Ketua Panitia Gelar Karya P5 SMKN 3 Manado Lance Jacob SPd mengatakan, event itu merupakan salah satu mata pelajaran Kokurikuler dalam Kurikulum Merdeka. Tujuan dari P5 mengajak peserta untuk lebih memahami nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
“Penguatan profil pelajar memberikan wadah bagi pelajar untuk mengembangkan potensi diri dan kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,” ujarnya.
Dia mengatakan, pembentukan karakter yaitu membantu pembentukan karakter pelajar sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki integritas, tanggung jawab, dan semangat gotong royong.
Smk Negeri 3 Manado pada kegiatan P5 yang pertama ini mengambil tema untuk kelas X Fase E “Gaya Hidup Berkelanjutan”.
“Gaya hidup berkelanjutan adalah cara hidup yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan mereka,” papar dia.
Gaya hidup ini berfokus pada praktik-praktik yang mendukung keberlanjutan ekonomi, lingkungan, dan sosial.
Sedangkan untuk kelas XI, XII Fase F tema “ Keraifan Lokal”, adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka.
“Kegiatan ini dilaksanakan dengan sistem blok yaitu pada bulan November untuk kelas X Fase E hari Senin, Selasa, Rabu, dan Jumat sedangkan untuk kelas XI dan XII Fase F hari Senin, Selasa, Rabu bertempat di SMK Negeri 3 Manado,” ujarnya.
Dia mengatakan, melalui kegiatan Gelar Karya P5 diharapkan dapat memberikan peningkatan pemahaman nilai-nilai Pancasila, dan dapat meningkatan pengembangan keterampilan kreatif dan inovatif.
“Terlebih memberikan kontribusi signifikan dalam membentuk karakter pelajar yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila,” tuturnya.
Kepala SMKN 3 Manado Silvia AC Ransulangi SPd MM mengatakan, kegiatan yang digelar itu merupakan Implementasi Kurikulum Merdeka. Selama bulan Nopember 2023 ini merupakan jadwal P5.
“Mereka (siswa) belajar apa yang mereka inginkan. Kami ada dua tema yaitu Kearifan Lokal dan Gaya Hidup Berkelanjutan. Mereka gali apa yang ada di tema itu, dan menghasilkan sebuah karya yang ditunjukan hari ini dalam Gelar Karya P5,” papar Silvia AC Ransulangi.
Sejumlah karya yang ditampilkan antara lain beragam jenis kue tradisional, ikan woku, cakalang fufu, ayam bumbu RW, mie cakalang. Juga ada karya busana dengan menggunakan bahan yang tidak dipakai lagi seperti kertas koran dan plastik.
“Bahan ini mereka gunakan untuk membuat baju, hiasan natal. Ada juga pemanfaatan pekarangan sekolah menjadi dapur hidup dan apotek hidup,” papar Ransulangi.
Dia mengatakan, tujuan dari kegiatan Gelar Karya P5 itu adalah setelah tamat sekolah nanti, anak-anak bisa mandiri, berwirausaha, sehingga anak-anak tidak lagi menganggur.
“Karena mereka sudah mempunya skil, dan punya kemampuan yang bisa mereka olah untuk bermanfaat bagi diri sendiri dan orang banyak,” tuturnya.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan Daerah (Dikda) Provinsi Sulut Dr Femmy J Suluh MSi yang diwakili Kepala Bidang Pembinaan SMK Vecky Pangkerego mengatakan, melalui Gelar Karya P5 ini muncul inovasi dan kreasi dari para siswa SMKN 3 Manado.
Menurutnya, kalau bicara proyek bukan nanti P5, tapi sudah ada pada masing-masing konsentrasi.
“Ini sebenarnya bukan hal baru di SMK, ada kolaborasi mata pelajaran produktif yang diterapkan,” ujarnya.
Dia mengatakan, apa yang dilakukan siswa dengan membuat produk dengan bahan lokal menjadi bekal bagi mereka untuk setekah menyelesaikan studi nanti.
“Dengan skil yang ada, para siswa sudah bisa berwirausaha dengan memanfaatkan potensi kearifan lokal,” ujarnya.
Menariknya, dalam Gelar Karya P5 ini juga ditampilkan beragam kesenian tradisional mulai dari Maengket, Kabasaran, Masamper, Kabela, peragaan busana yang menggunakan bahan kertas koran dan plastik, hingga tari kreasi baru. (Yoseph Ikanubun)