Manado, DetikManado.com – Kasus yang terjadi di SMK Negeri 1 Manado di mana ada siswa yang dipaksa untuk membayar uang komite sekolah, mendapat perhatian serius dari Dinas Pendidikan Daerah (Dikda) Provinsi Sulut.
Dinas Dikda Provinsi Sulut turun ke sekolah untuk menangani kasus tersebut, apalagi akibat tekanan untuk membayar uang komite itu membuat siswa tersebut sudah sebulan tidak masuk sekolah.
Kepala Dinas Dikda Sulut dr Grace Punuh MKes melalui Kepala Bidang Pembinaan SMK Vecky Pangkerego menyampaikan, pihaknya telah turun ke sekolah untuk memediasi kasus tersebut.
“Kami telah bertemu orang tua dan siswa tersebut serta pihak sekolah,” ujar Pangkerego saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (30/11/2022).
Dia mengatakan, siswa tersebut kini sudah bersekolah dan melakukan ujian praktek kerja lapangan di dunia usaha dan dunia industri di Kota Tomohon.
“Memang pihak orang tua dan siswa meminta untuk pindah sekolah, tetapi karena sudah terdaftar peserta ujian maka tidak bisa dipindahkan ke sekolah lain,” ujar Pangkerego.
Diberitakan sebelumnya, seorang siswa di SMKN 1 Manado terpaksa tidak masuk sekolah selama sebulan, karena diduga mendapat tekanan dari pihak sekolah. Pemicunya? Siswa itu belum membayar uang komite, dan pihak sekolah terus memaksanya untuk membayar.
Berdasarkan informasi yang diterima dari orang tua siswa itu, anaknya sudah satu bulan lebih tidak masuk sekolah. Karena setiap kali masuk sekolah, anaknya itu dipaksa untuk membayar uang komite atau sumbangan.
“Ya anak saya disuruh ke sekolah sudah tidak mau, dan ini sudah satu bulan lebih,” ungkap ayah siswa tersebut, Selasa (29/11/2022).
Dia meminta agar pihak sekolah jangan terlalu memaksa pada anaknya soal pembayaran, karena dana itu tidak dipaksa. Kalau ada kelebihan dari orang tua pasti dibayar.
“Kami berharap jangan lagi ada korban seperti yang terjadi pada anak saya,” ujarnya.
Kepala SMK Negeri 1 Manado Drs Jeiner Rumerung saat dikonfirmasi mengaku belum mendengar bahwa ada siswa yang tidak masuk sekolah karena ditekan oleh guru untuk membayar uang komite.
“Justru sekarang kita so kase turun itu semua (jumlah uang komite). Siapa nama siswa itu supaya mau dicek,” ujar Rumerung saat dikonfirmasi, Selasa (29/11/2022).
Dia mengatakan, seharusnya hal itu tidak terjadi apalagi siswa tersebut sudah duduk di kelas XII dan akan menyelesaikan sekolahnya di tahun depan.
“Kami akan cari tahu, panggil dulu siswa itu. Apa betul dia mendapat tekanan, dan siapa yang tekan,” ujarnya. (Yoseph Ikanubun)