Manado, DetikManado.com – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melakukan kunjungan dibeberapa tempat di Manado antara lain Unsrat Manado, RSUP Kandou dan Graha Bumi Beringin dalam rangka vaksinasi massal Covid – 19, Jumat (05/03/2021).
Saat jumpa pers kepada awak media Menkes Budi Gunadi Sadikin menuturkan pandemi ini bukan yang pertama di Indonesia karena dulu juga pernah ada Cacar, Kolera, Flu Burung serta Polio dan Spanish Flu yang terjadi secara global dimana butuh waktu lama untuk menghilangkannya.
“Jadi target kita adalah mengurangi laju penularannya dan ini bisa hilang 100% namun membutuhkan waktu yang cukup lama, bisa tahunan bahkan puluhan tahun.Polio saja yang sudah puluhan tahun masih ada saja di negara kita,” ujarnya.
Sehingga persepsi di masyarakat juga benar karena menangani pandemi tidak ada dalam sejarah hanya 6 bulan saja.
“Yang paling penting disaat ini adalah perubahan perilaku yaitu menggunakan masker, menjaga jarak, rajin mencuci tangan,” jelas Budi.
Menurutnya, setiap pandemi yang memakan waktu yang cukup lama, harus ada sebuah strategi yang mumpuni yaitu perubahan perilaku untuk mengurangi laju penularan.
“Itu saja yang kita lakukan dengan disiplin sehingga yang masuk rumah sakit juga sedikit,” ungkapnya.
Apakah vaksin 100% melindungi ? Menurutnya, itu tidak bisa karena selalu ada beberapa persen yang terkena. Bahasa yang tepat adalah vaksin mengurangi secara drastis resiko yang tertular dengan kondisi parah yang mengakibatkan masuk rumah sakit.
“Tetapi bukan karena divaksin 100% imunnya bisa kuat, itu tidak bisa karena kita juga harus tetap memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan,” tegasnya.
Dia juga berharap para penerima vaksin jikalau nanti virusnya masuk ke dalam tubuh, mudah-mudahan anti bodi atau daya tahan tubuhnya bisa membunuh vaksinnya walaupun tidak semua orang anti bodinya akan tumbuh 100%. Oleh karena itu dibutuhkan kehati-hatian dalam berperilaku secara disiplin.
“Tetapi yang jelas vaksin itu sangat menurunkan resiko kita tertular dan resiko kita masuk rumah sakit dan ini masih efektif,” tandasnya.(ml)