Jelang HPSN 2023, DLH Tomohon Gandeng Komunitas-Organisasi di Tomohon Bersihkan Aliran Sungai

Kegiatan bersih-bersih tersebut dikoordinir langsung coreteam World Cleanup Day (WCD) Tomohon, yang disponsori Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tomohon. (Foto: Dokumentasi DLH Kota Tomohon)

Tomohon, DetikManado.com – Menjelang Hari Peduli Sampah Nasional (HPS) tanggal 21 Februari 2023, sejumlah komunitas dan organisasi terlibat dalam aksi bersih-bersih aliran sungai, yang terletak di wilayah Kelurahan Kolongan dan Kamasi, Kota Tomohon, Sulut, Sabtu (18/2/2023).

Kegiatan tersebut dikoordinir langsung coreteam World Cleanup Day (WCD) Tomohon, yang disponsori Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tomohon dan Lurah Kelurahan Kolongan, Veronica Runtuwene beserta perangkat kelurahan.

Bacaan Lainnya

Mewakili Pemerintah Kota (Pemkot) Tomohon, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tomohon  John Kapoh mengucapkan terima kasih bagi komunitas-komunitas yang terlibat.

“Bisa ikut menjadi kelestarian lingkungan hidup,” katanya dalam kegiatan yang disponsori DLH tersebut.

Co-Leader WCD Tomohon Stevli mengungkapkan, saat melakukan cleanup banyak sekali sampah yang terdapat di dalam aliran sungai.

“Masih banyak sampah yang belum terangkat, mengendap di aliran sungai. Tapi karena kantung sampah terbatas, waktu dan tenaga, hanya ini yang bisa kita angkat,” ujarnya.

Adapun 6 komunitas dan organisasi yang terlibat dalam kegiatan itu diantarnya KPA Moribus, Ikatan Mahasiswa Tomohon (IMT) Universitas Negeri Manado (Unima), Putra-putri Pendidikan Tomohon-Minahasa, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Teknologi Minaesa (ITM), Coreteam World Clean Up Kota Tomohon, Basudara Adat dan Budaya (BAD) serta mahasiswa Universitas Kristen Indonesia.

Sebagai informasi, latar belakang HPSN diperingati usai peristiwa longsornya sampah yang terjadi pada 21 Februari 2005 silam, di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Leuwigajah, Kota Cimahi, Jawa Barat (Jabar).

Kejadian itu terjadi akibat curah hujan yang tinggi dan ledakan gas metana dalam tumpukan sampah di TPA sehingga mengakibatkan 157 orang meninggal dan mengakibatkan 2 kampung menghilang dari peta yaitu Kilimus dan Pojok.

Penulis: Stefanus Goni
Editor: Richard Fangohoi

Komentar Facebook

Pos terkait