Manado – Pemilihan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) tingkat Institut dan Fakultas di Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Manado menuai kritik tajam dari sejumlah mahasiswa.
Proses pemilihan yang berlangsung pada Rabu, 28 Mei 2025, dianggap tidak memenuhi prinsip demokrasi karena kurangnya transparansi dan akses informasi yang memadai.
Mahasiswa mengeluhkan sistem pemilihan yang hanya memberikan opsi “setuju” atau “tidak setuju” terhadap pasangan calon tunggal tanpa alternatif lain. Menurut laporan, mahasiswa merasa bingung dengan mekanisme pemilihan yang diterapkan.
“Kenapa pemilihan BEM di institut dan fakultas hanya memiliki satu kandidat? Dan kenapa tidak ada pemaparan visi misi secara langsung? Seolah-olah pemilihan ini hanya memenuhi keinginan beberapa pihak,” ujar Natazia, salah satu mahasiswa Fakultas Psikologi.
Sosialisasi yang minim juga menjadi salah satu penyebab utama ketidakpuasan. Banyak mahasiswa mengaku tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai tahapan pencalonan, visi misi, maupun prosedur pemilihan.
“Tidak ada forum diskusi atau debat calon. Kami tidak tahu apa program kerja mereka, jadi sulit membuat keputusan yang bijak,” ungkap lizzy, mahasiswa Fakultas Psikologi.
Meski demikian, sebagian besar mahasiswa tetap mengikuti proses pemilihan sebagai bentuk tanggung jawab dan partisipasi dalam demokrasi kampus.
“Kami tetap datang untuk memberikan suara. Ini bukan karena sistemnya ideal, tapi karena kami ingin menunjukkan bahwa mahasiswa peduli dengan demokrasi kampus,” kata Thabita, mahasiswa Fakultas Psikologi. ***
Penulis: Philia Papuling dkk