Ada 29 Peserta Mendapat Predikat Kurang Memuaskan, Ini Reaksi Gubernur Sulut

Gubernur Sulut Yulius Selvanus pada, Selasa (18/3/2025), menyerahkan piagam penghargaan kepada kepala sekolah yang meraih predikat terbaik. (Foto: Yoseph Ikanubun/DetikManado.com)

Pineleng, DetikManado.com – Tiga gelombang pelaksanaan Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah Jenjang SMA, SMK, dan SLB di Sulut secara resmi ditutup oleh Gubernur Sulut Yulius Selvanus pada, Selasa (18/3/2025).

Penutupan kegiatan yang dihadiri ratusan kepala sekolah, serta guru potensial ini, diawali dengan pembacaan laporan oleh Kepala Dinas Pendidikan Daerah (Dikda) Provinsi Sulut Dr Femmy J Suluh MSi.

“Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah agar kepala sekolah dapat menjawab sekaligus mengimplementasikan perubahan dan inovasi pendidikan,” ujarnya.

Tujuan selanjutnya adalah, meningkatnya kompetensi kepala sekolah yang berdampak pada mutu pendidikan, meningkatnya profesionalisme kepala sekolah, dapat menjawab tantangan global dan lokal. Kepala sekolah dapat memenuhi tuntutan akuntabilitas dan transparansi.

“Ini juga menjadi bahan referensi peta kompetensi kepala sekolah kepada bapak Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut,” papar Femmy J Suluh.

Jumlah peserta kegiatan itu sebanyak 431 orang dari 462 sekolah, digelar dalam 3 gelombang sejak 10 Februari hingga 7 Maret 2025. Kegiatan itu juga menghasilkan lulusan dengan tiga kriteria.

“Nilai 90 sampai 100 dengan predikat sangat memuaskan 168 peserta atau 40,19%,” ungkap dia.

Selanjutnya 80-89,9 dengan predikat memuaskan sebanyak 190 orang atau 45,45 persen. Cukup memuaskan dengan nilai 70-79,9 sebanyak 31 peserta atau 7,42 persen.

“Untuk predikat kurang memuaskan ada sebanyak 29 peserta atau 6,94 persen,” tuturnya.

Femmy J Suluh juga mengungkapkan, untuk peserta terbaik pertama adalah Kepala SMAN 2 Bitung Maxy Awondatu SPd MPd, terbaik kedua Kepala SMAN 8 Manado Dra Mediatrix Ngantung MPd, dan Kepala SMKN 2 Gemeh Talaud Frangky Tairas sebagai peserta terbaik ketiga.

Gubernur Sulut dalam arahannya mengucapkan syukur karena dapat mengakhiri kegiatan selama 20 hari. Bersyukur untuk kompetensi yang lebih baik.
“Ada 20-an orang dipertanyakan. Malas-malas, atau absen. Perlu dijelaskan juga, alasan orang turun dari prestasi,” ujarnya.

Menurutnya, laporan cukup memuaskan, peserta yang cukup banyak, hanya 20-an orang yang kurang. Dia yakin ada masalah-masalah yang ada pada yang bersangkutan. Kalau nanti orang per orang sudah tahu kekurangan kelemahannnya di kompetensi, segera evaluasi diri dan segera tingkatkan.

“Jangan pasrah dengan apa yang kita dapatkan hari ini. karena ilmu itu berkembang. Apalagi ilmu kepemimpinan,” tutur Yulius Selvanus.

Dia mengatakan, kepala sekolah itu seorang pemimpin, yang mengajak secara persuasif untuk mengikuti apa mau pemimpin itu, apa yang mau dicapai dari kelompok tersebut. Itu namanya pemimpin.

“Jadi kepala sekolah, SMA, SMK, SLB, apakah sudah mengikuti apa mau organisasi sekolah, apakah sudah sesuai dengan maksud dan tujuan yang ingin kita capai,” tuturnya.

Menurutnya, kadang seorang pemimpin lupa akan tupoksi. Pemimpin yang sudah lupa tugas pokok dan fungsinya, ini akan berbahaya.

“Dia nda ngerti apa tujuan dia ditempatkan di situ. Maka harus kembali memahami,” tuturnya.

Yulius Selvanus mengatakan, ada tanggungjawab moral yang dipikul agar anak didik punya mental kelakuan yang baik. Kompetensi yang didapat selama ini, ada ilmu kepemimpinan.

“Selain memotivasi, bisa mendorong siswa untuk meninkatkan prestasi. Tanggungawab moral, bukan hanya inteketual. Tapi mental, emosional, dan spiritual,” ujarnya.

Diketahui, penutupan kegiatan Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah itu turut dihadiri Kepala BPMP Sulut Febri Dien, Sekdaprov Sulut Steve Kepel, Asisten 1 Setdaprov Sulut Denny Mangala, Kepala Dinas Pendidikan Daerah Sulut Femmy J Suluh beserta jajarannya, serta ratusan kepala sekolah SMA, SMK, dab SLB baik negeri maupun swasta. (yos)


Pos terkait