Manado, DetikManado.com – Peristiwa tragis terbunuhnya seorang guru agama di SMK IKhthus Manado bernama Alexander Pangkey oleh siswanya bernisial FL (16) disikapi Kementiran Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Pemprov Sulawesi Utara (Sulut).
Kepala Dinas Pendidikan Daerah (Dikda) Provinsi Sulut Grace Punuh mengatakan, di samping persoalan hukum yang sudah diserahkan ke pihak Kepolisian, maka untuk urusan keberadaan SMK Ikhthus Manado juga disikapi oleh Kemdikbud dan Pemprov Sulut. “Setelah melalui pembahasan bersama antara Kemdikbud dan Pemprov Sulut, akhirnya dikeluarkan rekomendasi untuk membekukan sementara SMK Ikhthus Manado,” ungkap Grace kepada wartawan di Manado, Senin (28/10/2019).
Grace menambahkan, belum ditetapkan sampai kapan sekolah itu akan dibekukan. “Dibekukan hingga waktu yang belum ditentukan,” tegasnya.
Sedangkan terkait keberadaan para siswa di SMK Ikhthus Manado setelah dibekukan, menurut Grace, dimintakan untuk pindah ke sekolah lain. “Dinas Pendidikan juga akan memfasilitasi para siswa untuk disebarkan di sekolah-sekolah terdekat atau mengikuti program paket C,” ujar Grace.
Grace mengatakan, hasil rekomendasi tersebut keluar setelah adanya penelusuran tim investigasi di lapangan. “ Tim investigasi itu terdiri dari Kemendikbud dan Dinas Dikda Sulut,” ujarnya.
Peristiwa tragis itu menimpa Alexander Pangkey, warga Desa Sasaran, Kecamatan Tondano Utara, Kabupaten Minahasa, Sulut, Senin (21/10/2019). Sedangkan pelakunya adalah FL (16) seorang siswa SMK Ichthus Manado.
Kejadian tersebut berawal dari teguran yang ditujukan kepada siswa karena merokok di lingkungan sekolah. Tidak terima dengan teguran itu, FL kembali ke rumahnya dan mengambil pisau. Setelah itu, dia kembali lagi ke sekolah dan mencegat sang guru yang hendak pulang. FL langsung melayangkan tikaman beberapa kali di bagian dada dan punggung korban.
Akibat penikaman itu, Pangkey dilarikan dan dirawat di RSUP Prof Kandou Manado. Namun nyawa korban tak tertolong. Senin (21/10/2019) malam, dikabarkan korban meninggal dunia di RSUP Prof Kandou Manado. Jenasah lalu dipindahkan RS Bhayangkara untuk diotopsi. (joe)