Jurnalis Perlu Sebarkan Risiko Penggunaan Plastik dari Hulu ke Hilir

Editor Lingkungan The Conversation Indonesia, Robby Irfany Maqoma bicara saat event Green Press Community di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta, Kamis (9/11/2023).

Jakarta, DetikManado.com – Editor Lingkungan The Conversation Indonesia, Robby Irfany Maqoma mengatakan bahwa  media-media di Indonesia kurang gencar memberitakan seputar plastik. Baik itu penggunaan hingga solusi mengurangi risiko sampah plastik di Indonesia.

Hal ini disampaikannya dalam diskusi “Narasi, Inspirasi dan Kebijakan Dalam Pengelolaan Sampah Plastik di Perkotaan” yang digelar Green Press Community di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta, Kamis (9/11/2023).

Bacaan Lainnya

“Ini (masalah plastic) yang menurut saya adalah narasi yang tidak kencang diberitakan oleh media-media di Indonesia.  Orang-orang mau kok, sudah sadar. Tapi kendalanya di mana tempat recycle dan alternatifnya seperti apa? Masyarakat bingung dan perlu diarahkan,” kata Robby.

Ia menyatakan, dalam hal ini jurnalis dapat menjalankan fungsi advokasi. Jurnalis dapat mengkomunikasikan risiko penggunaan plastik dari tingkat hulu ke hilir.

“Peran jurnalis adalah advokasi di tingkat hulu dan komunikasi risiko di tingkat hilir. Mengapa advokasi? Untuk mencegah pembebanan tanggung jawab berlebih pada konsumen yang notabene adalah korban,” jelas Robby.

Cara berkomunikasi risiko di tingkat hulu dan tengah, menurut Robby adalah dengan mendekati pihak produsen. Misalnya dimulai dari industri migasnya, produsen plastiknya. Kemudian di tingkat tengah misalnya minimarket-minimarket yang menjual kantong plastik hingga ke pedagang-pedagang kecil.

“Nah, ini yang masih kurang kebanyakan di komunikasinya di situ, hilir,” kata Robby.

Kemudian, dia juga turut mengajak masyarakat agar melek  terhadap risiko penggunaan plastik. Misalnya dengan melakukan kajian ilmiah, pelatihan hingga turun ke lapangan meninjau pelaksanaan pengelolaan sampah di daerah hingga ikut melakukan aksi kampanye lingkungan.

“Sambil memperdalam dan memaknai seputar sampah di perkotaan dan juga di daerah terpencil apalagi di medsos ada kendalanya segala macam. Kita punya infrastruktur dan peluang yang ada untuk memberikan kontribusi lebih baik bersama-bersama,” tutur Robby.

Green Press Community merupakan ajang perdana yang diorganisasi oleh Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia (The Society of Indonesian Environmental Journalists/SIEJ) guna menghimpun ide dan memantik gerakan bersama untuk melestarikan lingkungan hidup di Indonesia.

Berlangsung sejak Rabu (8/11), GPC menghadirkan berbagai learning session, talk show, dan konferensi yang melibatkan ratusan peserta dari berbagai kalangan, termasuk pers, organisasi non-pemerintah, dan mahasiswa. (yos)


Pos terkait