Kotamobagu, DetikManado.com – Penjabat (Pj) Wali Kota Abdullah Mokoginta SH MSi dan keluarga resmi menempati Rumah Dinas (Rudis) Wali Kota Kotamobagu, setelah didahului dengan prosesi adat Poponikan Kon Komalig Moloben pada Rabu (14/8/2024).
Prosesi adat ini diawali dengan kunjungan tetua adat dari Komalig Moloben atau Rudis Wali Kota yang menyampaikan maksud kedatangan mereka, bersama dengan seluruh jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu telah siap menerima kedatangan Pj Wali Kota Abdullah Mokoginta beserta keluarga di Komalig Moloben.
Selanjutnya, Abdullah Mokoginta dan istri tercinta Ny Suzanna Mokoginta Mooduto SH beserta putra-putri mereka diantar ke Komalig Moloben. Abdullah Mokoginta dan istri menumpangi sedan DB 1 K, sementara kedua anak mereka beserta anggota keluarganya yang lain naik di kendaraan lainnya.
Begitu tiba di halaman Komalig Moloben, Abdullah Mokoginta dan istri beserta keluarga disambut secara meriah oleh Nanu dan Uyo’ Kotamobagu. Mereka menerima pengalungan bunga sebagai simbol penghormatan, kemudian mengikuti prosesi adat yang meliputi Itum-itum dan Tari Tuitan yang mengiringi mereka menuju pintu depan Komalig Moloben.
Setibanya di depan pintu Komalig Moloben, Pj Wali Kota Abdullah Mokoginta beserta keluarga disambut dengan penuh hormat oleh tetua adat Komalig Moloben dan empat orang Panggulu, yang merupakan pemangku adat dari empat wilayah di Kota Kotamobagu.
Sebelum memasuki bagian dalam Komalig Moloben, Abdullah Mokoginta dan keluarga terlebih dahulu harus meniti Tolatak Sinontanday atau tangga adat kebesaran. Tolatak Sinontanday ini berupa titian bambu yang ditata sedemikian rupa berbentuk punggung buaya, sementara di sisi kiri dan kanan terdapat bambu memanjang sebagai pegangan. Meniti tangga adat kebesaran ini sarat makna.
Setelah melewati tangga adat, Pj Wali Kota Abdullah Mokoginta dan keluarga memasuki Komalig Moloben di mana mereka disambut kembali oleh para tetua adat dan pemangku adat. Seluruh rangkaian prosesi adat Poponikan Kon Komalig Moloben ini diakhiri dengan Mintahang atau doa syukuran, sebagai ungkapan terima kasih dan harapan akan keberkahan di masa mendatang.
Diketahui, prosesi adat tersebut merupakan salah satu tradisi yang sangat dihormati dan dijaga oleh masyarakat Kotamobagu, yang mencerminkan nilai-nilai luhur dan kearifan lokal yang terus dilestarikan dari generasi ke generasi.(Nicolaus Paath)