Manado, DetikManado.com – Jamin kesehatan dan keamanan hewan, Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Unit Pelaksana Teknis Karantina Sulut melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap 750 ekor babi asal Bali yang masuk ke Sulut pada Minggu (14/7/2024).
Ketua Tim Karantina Hewan Karantina Sulut Setyawan Pramularsih menjelaskan bahwa ratusan babi tersebut telah dilengkapi dokumen karantina dari daerah asal.
Selain itu, kesehatannya juga telah dijamin setelah melewati pemeriksaan laboratorium dan dinyatakan sehat serta bebas penyakit flu babi atau African Swine Fever (ASF), demam babi klasik atau Clasical Swine Fever (CSF) dan PMK atau penyakit mulut dan kuku.
“Kami lakukan pemeriksaan klinis babi saat kapal sandar di Sulut. Kami juga melakukan penyemprotan disinfektan pada babi dan alat angkut untuk meminimalisir penyebaran mikroorganisme lainnya,” pungkas dokter hewan yang kerap disapa Asih ini.
Secara terpisah, Kepala Karantina Sulawesi Utara, I Wayan Kertanegara menambahkan bahwa sebelum dilalulintaskan dari Bali menuju Sulut, 750 ekor babi tersebut telah melewati masa karantina selama 14 hari di daerah asalnya.
“Selain melewati pemeriksaan laboratorium, ternak juga telah mendapatkan vaksinasi agar kebal terhadap serangan virus dan penyakit lainnya. Rangkaian tindakan karantina ini dilakukan mengendalikan dan memperkuat biosekuriti agar tidak terjadi penyebaran penyakit,” ujar Wayan.
Wayan menjelaskan, setelah mendapatkan sertifikat pelepasan dari Karantina, 500 ekor babi dengan rata-rata berat 120kg akan segera disembelih di Rumah Potong Hewan (RPH). Sedangkan 250 ekor lainnya akan menjadi bibit indukan yang dapat diternak.
Pemasukan ternak babi dari Bali ke Sulut perdana dilakukan Pemprov Sulut. Hal ini dilakukan sebagai langkah strategis dalam menjaga stabilitas harga daging babi dan mencukupi kebutuhan daging babi di Sulut.
Langkah ini diharapkan mampu menekan inflasi harga daging babi yang belakangan melonjak tinggi jelang perayaan pengucapan syukur di Minahasa. (yos)