Manado, DetikManado.com – Lebih dari 250 merek global industri pendingin dan tata udara akan ikut berpartisipasi dalam pameran industri pendingin dan tata udara terbesar di Indonesia. Pameran yang diselengarakan oleh PT Pelita Promo Internusa ini akan digelar pada 25-27 September 2024 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta.
“Pameran RHVAC Indonesia ini berfokus pada teknologi refrigerasi, pendingin udara, tata udara, dan efisiensi energy,” ungkap Project Director Refrigrating – Heat, Ventilating, and Air Conditioning (RHVAC) Indonesia Ferdian Lo saat menggelar jumpa pers di Manado pada, Jumat (2/8/2024).
Dia mengatakan, dengan mengusung tema “Advancing in HVACR Excellence”, RHVAC Indonesia 2024 akan membahas pentingnya meningkatkan kualitas dan kinerja sistem HVACR di Indonesia sehingga dapat menciptakan sistem yang lebih efisien, efektif, dan ramah lingkungan. Semua merek yang menjadi pemain utama perusahaan global di industri pendingin ini akan hadir.
“Ada 250 perusahaan global ikut ambil bagian, termasuk perusahaan Itali yakni Officine Mario Dorin, dan akan dihadiri lebih dari 15 ribu orang dalam pameran yang akan berlangsung selama 3 hari,” papar Ferdian Lo.
Lebih dari 250 merek global berpartisipasi pada tahun ini antara lain Hisense, Midea, Bitzer, Japan Air Filter, Brenntag, EBM-Papst Indonesia, Snowman Mandiri Indonesia, Officine Mario Dorin, Pandu Mahardika Perdana, RHT Teknologi Indonesia, dan Thermotech Solutions.
Ferdian Lo memaparkan, produk industri pendingin itu sebetulnya dibutuhkan oleh semua kalangan kaena terkait dengan pekerjaan baik di rumah maupun di kantor. Terkait itu, dalam pameran nanti dihadiri pengunjung atau orang yang membutuhkan adalah semua lapisan masyarakat.
“Tapi kami membagi ada 4 bagian atau kepompok yang diundang untuk merepresentase semua peserta dalam pameran nanti,” ujarnya.
Yang pertama adalah pemangku kebijakan dan asosiasi atau organisasi. Pemangku kebijakan dalam hal ini pemerintah, yakni ada Kementrian ESDM yang membahas dari sisi efisiensi energinya. Kemudian Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terkait dengan ozon.
“Selanjutnya ada Kemenaker, ini terkait dengan teman profesi,” ujarnya.
Kedua adalah manufaktur, yang punya kapasitas manufakur dan perusahaan. Selama 3 hari pameran ada lebih dari 30 kelas yang digelar untuk memberikan edukasi terkait dengan industri pendingin.
Unsur ketiga adalah professional yang terdiri dari kontraktor, konsultan, dan orang yang bekerja di perusahaan pendiingin.
“Yang terakhir adalah user, ini juga terkait dengan organisasi profesi seperti Asisi,” ujarnya.
Ferdian Lo mengatakan, dalam pameran itu tidak semata untuk jual beli produk, tapi ada pembahasan terkait kebijakan pemerintah, sampai dengan kompetensi. Sehingga ada edukasi yang diberikan kepada pengunjung terkait indsutri pendingin.
“Kita tidak targetkan berapa banyak uang atau pendapatan, tapi pertumbuhan. Itu fokus kita. Tapi yang namanya pameran pasti ada transaksi, ada perputaran uang,” tuturnya.
Menurutnya, kalau perusahaan bisnis industri pendingin maju, teman-teman pengguna atau tekhnisi punya pekerjaan banyak. Ini bisa membantu industri Air Conditioner (AC) dan Refrigurasi untuk terus berkembang.
“Roadshow ini bukan pertama kami, sebelumnya masih Jawa sentris, di Jawa dan Bali. Dalam 2 hingga 3 tahun belakangan, Industri di luar Pulau Jawa perlu didukung. Untuk itu kami mendatangi Medan, Batam, dan sekarang Manado. Selanjutnya di Lombok,” tuturnya.
Sementara itu, perwakilan Officine Mario Dorin, Chendra mengatakan, perusahaannya berasal dari Itali berkedudukan di Florence. Perusahaan yang sudah berusia 106 tahun ini konsisten di industri kompresor, dan menjadi leader CO2 di dunia.
“Karena berusia tua, perusahaan kami punya pengalaman dan good practice, kami mengutamakan kualitas,” tuturnya.
Chendra juga bicara soal perusahaannya dalam mendukung upaya efisiensi energi sesuai kebijakan pemerintah.
Pembicara ketiga, Ketua Umum Asosiasi Tekhnisi Refrigerasi dan Tata Udara Indonesia (Asisi) Nusantara, Nanang Hendra Wardana mengatakan, pihaknya sangat antusias dengan penyelenggaraan RHVAC Indonesia di Jakarta.
“Acara ini tidak hanya menampilkan teknologi terbaru, tetapi juga menjadi kesempatan bagi kami sebagai pengguna untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan berpeluang memperluas bisnis,” ujar Nanang Hendra Wardana.
Nanang Hendra Wardana mengungkapkan, di Indonesia terdapat 6 ribu anggota Asisi, jumlah itu hanya sekitar 30-40 persen dari semua tekhnisi yang ada di Indonesia. Menurutnya, hal itu karena ada beberapa orangnisasi sejenis, dan lebih banyak juga tekhnisi yang tidak tergabung dalam organisasi.
“Kalau Asisi ada Kartu Tanda Anggota. Kami selalu bekerja sama dengan principle seperti Daikin, Panasonic dan lainnya,” tuturnya.