Manado, DetikManado.com – Jurnalis Pendidikan Sulut (JPS) kembali menggelar Pelatihan Jurnalistik dan Mengidentifikasi Hoaks sebagai bagian dari program literasi bagi kalangan peserta didik.
Pada Kamis (24/11/2022), giliran puluhan siswa di SMK Negeri 3 Manado yang mengikuti Pelatihan Jurnalistik dan Mengidentifikasi Hoaks yang digelar di aula sekolah tersebut.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala SMK Negeri 3 Manado Silvia Ransulangi SPd MM. Dalam sambutannya, dia mengatakan, kegiatan itu merupakan bagian dari literasi untuk peserta didik.
“Para siswa bisa mengenal dunia jurnalistik, bagaimana melakukan liputan dan menulis berita. Selain itu juga bisa mengidentifikasi dan menangkal hoaks,” ujarnya.
Ransulangi mengatakan, tugas seorang jurnalis tidaklah gampang, karena penuh tantangan, dan juga punya peran yang besar.
“Bisa saja dari para siswa ini kelak akan ada yang menjadi jurnalis,” ujarnya.
Pelatihan Jurnalistik dan Mengidentifikasi Hoaks ini menghadirkan 3 nara sumber yakni Ahli Pers dari Dewan Pers Yoseph E Ikanubun, Ketua JPS Sulut Julkifly Madina, dan wartawan Barta1.com Meikel Pontolondo.
Ikanubun tampil pertama dengan memaparkan materi terntang Pengantar Pers dan Jurnalistik. Dia membahas tentang pengertian, sejarah, dan fungsi pers. Juga pengertian dan tugas-tugas wartawan.
“Wartawan adalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik. Ini diatur dalam pasal 1 ayat 4 UU nomor 40 tahun 1999 tentang Pers,” ujar Ikanubun yang juga Ketua Majelis Etik Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Manado Periode 2021-2024 ini.
Pemimpin Redaksi DetikManado.com ini kemudian mengulas tentang kerja-kerja jurnalistik yang dilakukan oleh wartawan, jurnalis atau reporter. Juga membahas berbagai jenis media massa.
“Kegiatan jurnalistik itu meliputi apa yang disebut 6M yakni mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengelola dan menyampaikan informasi ke media massa,” papar Ikanubun.
Selanjutnya materi oleh Meikel Pontolondo yang menjelaskan Tekhnik Reportase dan Wawancara. “Reportase berasal dari kata ‘report’ dalam bahasa Inggris, yang artinya melaporkan dan memberitakan,” ujarnya.
Dia mengatakan, reportase dan wawancara ini penting karena menjadi bagian dari kerja-kerja jurnalistik khususnya terkait bagaimana mencari dan memperoleh berita.
Di sesi ketiga, Ikanubun memberikan materi terkait bagaimana mengidentifikasi dan menangkal hoaks.
“Hoax adalah berita bohong. Dan, banyak beredar atau disebar di media sosial,” ujarnya.
Dia juga membahas tentang jenis-jenis hoaks serta alasan mengapa hoaks itu ada dan disebarkan oleh pihak-pihak tertentu.
“Ada tujuh alasan mengapa hoaks itu ada dan disebarkan. Yang pertama adalah jurnalisme yang lemah, buat lucu-lucuan, sengaja membuat provokasi, partisanship, cari duit (clickbait – iklan), gerakan politik, propaganda,” papar Ikanubun.
Pada sesi terkahir, Julkifli Madina yang juga wartawan infosulut.id memaparkan materi terkait bagaimana tekhnik penulisan berita. Menurutnya, yang penting diperhatikan dalam menulis berita adalah jenis, nilai, unsur, dan struktur berita.
“Unsur berita itu dikenal dengan 5W+1H yaitu what, who, where, when, why, serta how. Unsur ini harus dalam dalam berita,” ujarnya.
Pelatihan ini diikuti dengan antusiasl oleh 50 siswa. Setelah materi, para siswa dibagi dalam 8 kelompok, dan melakukan simulasi menulis berita terkait kegiatan tersebut.
Selanjutnya para siswa diberi kesempatan untuk mempresentasekan berita yang sudah dibuat. Nara sumber kemudian memilih 5 peserta terbaik dalam pelatihan tersebut. (Yoseph Ikanubun)