Tondano, DetikManado.com – Diskusi yang digelar Keluarga Mahasiswa Maluku Tenggara (KMMALRA) di Sulawesi Utara (Sulut), pada Rabu (31/07/2019) berjalan sukses dan lancar. Kegiatan ini semakin mengalir ketika muncul pertanyaan atau tanggapan antara pemateri dan peserta diskusi.
Tema yang diangkat dalam diskusi yakni “Perspektif Pendidikan dan Budaya Maluku Tenggara: Mahasiswa dan Tantangannya”.
Tampil sebagai pemateri, Arnoldus Rahangmetan SPd, guru honorer ini menerangkan kondisi pendidikan dan budaya di Maluku Tenggara, Maluku. Rahangmetan mengajar di sekolah swasta Katolik yakni SMP Santo Dominico Savio Katlarat, Kecamatan Kei Besar, Maluku Tenggara.
Selain pendidikan dan budaya yang dibahas, Rahangmetan menyinggung soal gaji atau upah guru honorer. Ada mekanisme berbeda tentang pemberian gaji guru honorer di sekolah. “Kalau di sekolah negeri ya, menjadi wewenang memperhatikan tenaga honorer. Karena tenaga honorer di sekolah negeri, mereka dibayar sesuai jam mengajarnya,” katanya.
“Berbeda lagi dengan yayasan, saya kira tidak bisa mengharapkan banyak dari pemerintah. Karena pemerintah sudah memberikan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Tapi terkadang dana BOS tidak mencukupi untuk pembiayaan tenaga honorer di yayasan. Sehingga yayasan juga diharapkan mampu mencari jalan bagaimana bisa membiayai tenaga-tenaga pendidik maupun tenaga-tenaga pegawai disitu,” lanjutnya.
Rahangmetan berharap, pembiyaan guru honorer di sekolah swasta maupun negeri menjadi penting, sehingga kinerja tenaga pendidik ditingkatkan dalam proses pengajaran kepada siswa. “Diberikan upah yang sebaik-baiknya, menjadi sebuah semangat mendidik anak-anak di Maluku Tenggara. Ilmu pengetahuannya bisa semakin maju, berkembang dan mampu bersaing dengan anak-anak dari daerah lain. Di samping itu, Pemda Maluku Tenggara juga mendorong pembiayaan tenaga honorer di sekolah swasta dan negeri,” imbuhnya. (rf)