Meskipun tidak selalu 100 persen akurat, alat obrolan dapat, misalnya, hampir secara instan menghasilkan opini tentang sebuah novel hanya dengan petunjuk yang berisi judul dan pengarang, dengan prosa yang praktis tidak dapat dibedakan dari yang ditulis oleh manusia.
Tetapi potensi chatbot AI yang mengesankan telah menimbulkan kekhawatiran bahwa mereka juga dapat menghambat kemampuan berpikir anak-anak, serta membuat guru tidak mungkin mengevaluasi tingkat tulisan siswa.
Kementerian Pendidikan diharapkan untuk merumuskan pedoman penggunaan chatbots di sekolah untuk mengatasi masalah tersebut dan mengeksplorasi manfaat pendidikan mereka.
Bagian dari anggaran awal 100 juta yen untuk tahun fiskal 2023 yang dialokasikan untuk mempromosikan teknologi mutakhir di sekolah akan disisihkan untuk menyelidiki chatbot, termasuk kegunaannya di Jepang dan masalah yang dihadapi di luar negeri.
“Saat menggunakan teknologi baru, penting untuk mengingat pro dan kontra,” kata Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno pada konferensi pers, Kamis (6/4/2023) kemarin. (Yoseph Ikanubun)
ChatGPT, Ancaman bagi Ketrampilan Menulis dan Berpikir Siswa di Sekolah
Komentar Facebook