Dinas Ketapang Kotamobagu Gelar GPM Lagi, Piter Suli: Jaga Stabilitas Harga Pangan dan Tekan Inflasi

Dinas Ketapang Kotamobagu kembali menggelar GPM guna menjaga stabilitas harga pangan dan menekan laju inflasi.

Kotamobagu, DetikManado.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu melalui Dinas Ketapang (Ketahanan Pangan) kembali menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM), untuk menjaga stabilitas harga pangan dan menekan laju inflasi.

Kepala Dinas Ketapang Kotamobagu Piter Suli SP menjelaskan alasan di balik kontinuitas kegiatan GPM yang kembali digelar instansinya pada Senin (7/10/2024). Antara lain, menjaga stabilitas harga pangan serta menekan laju inflasi.

Bacaan Lainnya

Upaya menjaga stabilitas harga pangan dan menekan laju inflasi, memang menjadi tugas pemerintah belakangan ini, termasuk Dinas Ketapang melalui intensitasnya mengadakan kegiatan GPM di sejumlah titik di Kota Kotamobagu.

“Dalam beberapa kesempatan, harga bahan pokok sering mengalami kenaikan akibat berbagai faktor, seperti perubahan musim, gangguan distribusi, serta perubahan harga di pasar global. Hal ini berpotensi memberikan tekanan lebih besar terhadap daya beli masyarakat,” ungkap Piter Suli.

Melalui GPM, lanjut Piter Suli, pemerintah daerah sebagaimana dilaksanakan oleh Dinas Ketapang Kotamobagu, dapat secara langsung turun ke lapangan dan menyediakan bahan pangan dengan harga yang lebih rendah dari harga pasar.

“Langkah ini tidak hanya membantu masyarakat mendapatkan akses ke bahan pangan yang lebih terjangkau, tetapi juga menjadi solusi jangka pendek yang efektif dalam mengendalikan inflasi di tingkat daerah. Program ini sejalan dengan berbagai kebijakan pemerintah pusat dalam menjaga stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat,” jelas Piter Suli.

Dengan adanya program ini, masyarakat yang kurang mampu dapat membeli bahan pokok seperti beras, gula, minyak goreng, telur, dan produk lainnya dengan harga yang lebih rendah. Hal ini sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama bagi keluarga yang terdampak oleh situasi ekonomi yang sulit. (Nicolaus Paath)


Pos terkait