Pemerintah menurutnya perlu memiliki data yang akurat dan up to date sehingga program bantuan yang diluncurkan bisa sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dikatakan Telisa Falianty pemberian BLT memang merupakan bentuk itikad baik dari pemerintah.
“Masih banyak masyarakat yg seharusnya mendapat BLT namun blm dapat dan sebaliknya yg tidak berhak malah dapat. ini harus terus diperbaiki satu sisi ketepatan sasarannya, serta perbaikan dan updating data social registry sangat diperlukan agar masyarakat yg benar- benar membutuhkan dan terdampak dapat tertolong,” kata wanita yang juga Dosen Ekonomi di Universitas Indonesia.
Sementara Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menegaskan bahwa Kementerian Sosial (Kemensos) memperbaiki data penerima bansos setiap bulan agar Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM tepat sasaran. Pembaharuan data penerima BLT ini ditetapkan Kemensos berdasarkan usulan pemerintah daerah.
“Setiap bulan, saya buat SK baru untuk memastikan data tetap update. Tidak setahun dua kali, tapi setiap bulan, karena pergerakan data itu dinamis sekali,” kata Risma dalam dialog bersama Kelompok Cipayung Plus di Jakarta.
Di tempat terpisah, Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia, Athor Subroto mendukung upaya Pemerintah menyalurkan BLT.
Ia melihat kebijakan tersebut mampu untuk menjaga daya beli masyarakat, sekaligus menguatkan kepercayaan investor asing kepada Indonesia.
Athor juga melihat bahwa BLT BBM tidak dapat diberikan secara terus menerus kepada masyarakat, karena terdapat keterbatasan anggaran, sehingga diperlukan pendekatan pemberian subsidi yang lebih variatif. (joe)