“Yusuf, yang secara pribadi menderita ketidakadilan, tidak mencari kepentingannya sendiri tetapi kepentingan rakyat, membayar secara pribadi untuk kepentingan bersama. baik, menjadi pembawa damai, menjalin hubungan yang mampu berinovasi masyarakat,” ujarnya.
Dua contoh alkitabiah ini, kata Paus Fransiskus, membantu manusia untuk lebih memahami spiritualitas seperti apa yang harus menopang aktivitas politik. Dia berfokus pada dua aspek: kelembutan dan kesuburan.
Kelembutanadalah cinta yang menjadi dekat dengan yang terkecil, terlemah, termiskin, sementara kesuburan. Terbuat dari berbagi, visi jangka panjang, dialog, kepercayaan, pemahaman, mendengarkan.
“Itu berarti melihat ke masa depan dan berinvestasi pada generasi mendatang; memulai proses daripada menempati ruang,” ujarnya.
Oleh karena itu, Paus Fransiskus mendesak anggota Proyek Policoro untuk tidak fokus pada keuntungan pribadi atau politik, tetapi pada pengembangan kewirausahaan, membuat mimpi berkembang melalui peningkatan partisipasi masyarakat.
“Perhatian Anda seharusnya bukan pada dukungan elektoral atau kesuksesan pribadi, tetapi melibatkan orang, membangkitkan kewirausahaan, membuat mimpi berkembang, membuat orang merasakan indahnya menjadi bagian dari komunitas. Politisi adalah seorang pelayan; ketika politisi bukan pelayan, dia adalah politisi yang buruk,” papar dia.
Sebagai penutup, Paus mendorong mereka untuk melanjutkan pekerjaan mereka selalu dengan tujuan melayani komunitas. (Yoseph Ikanubun)