Airmadidi,DetikManado.com – Deforestasi hutan menjadi hal yang patut diwaspadai oleh semua pihak.Perusakan hutan menjadi lahan terbuka, sangat berbahaya karena bisa berdampak pada kelangsungan hidup manusia.
Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Sulawesi Utara menjadi salah satu korban dari kejamnya dampak deforestasi hutan itu.
Desa Klabat, Kecamatan Dimembe, Minut, pada April 2023 pernah dilanda banjir bandang yang diduga kuat akibat aktifitas ilegal logging di hutan Gunung Klabat.
Akibatnya, puluhan rumah terendam material banjir bandang. Beruntung tak ada korban jiwa.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Minut Theodorus Lumingkewas, ketika mewakili Bupati Minahasa Utara, Joune Ganda dalam diskusi publik tentang ‘Menjaga Hutan Sulut dari Ancaman Deforestasi’, yang digelar The Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) Simpul Sulawesi Utara, Senin (3/6/2024) di JG Center Jl Ir Soekarno Kabupaten Minahasa Utara.
Lumingkewas menjelaskan, banjir bandang terjadi 5 tahun setelah bencana kebakaran hutan di tahun 2018.
Kemudian dalam proses pembersihan material banjir, didapati banyak sekali batang pohon diduga praktek pembalakan hutan.
“Ada beberapa faktor yang menjelaskan terkait dengan permasalahan banjir bandang di Minahasa Utara, seperti faktor curah hujan tinggi, air pasang laut, sedimentasi di muara juga faktor kesadaran manusia dalam menjaga hutan dan mengolah sampah. Penebangan hutan menyebabkan kurangnya resapan air serta hindari pembangunan pembangunan di bantaran sungai,” jelas Theodore Lumingkewas.
Usai musibah tersebut, butuh waktu bagi pemerintah dan masyarakat untuk melakukan pembersihan dan perbaikan infrastruktur publik serta rumah tinggal.
Belum lagi dengan rusaknya lahan pertanian usai disapu banjir.