Manado, DetikManado.com – Sulawesi Utara adalah salah satu tujuan destinasi wisata Indonesia yang memiliki beragam objek yang wajib dikunjungi buat mereka yang hobi traveling.
Di provinsi yang dijuluki ‘Nyiur Melambai’ ini punya banyak tempat wisata dan bersejarah seperti Bukit Kasih Kanonang, Danau Moat, Tugu Monumen Perang Dunia II, Makam Tuanku Imam Bonjol dan masih banyak lagi yang bisa ditemui di daerah ini.
Salah satunya adalah Gua St Maria, Bunda Hati Kudus Di Desa Lotta, Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa, tepatnya di area dalam Wisma Lorenzo, samping Amplitheater Immanuel Chatolic Centre, yang merupakan sebuah gua yang pernah dipakai oleh tentara Jepang saat perang dunia ke II.
Pastor Sujoko Hadiwardaya selaku penanggungjawab gua St Maria, Bunda Hati Kudus, menuturkan dahulu pada tanggal 21 Januari 1938 Gereja Katolik membeli tanah dari seorang yang bernama Aloysius Tene dari Desa Kembes.
“Pada zaman Jepang, tentara Amerika datang dengan Pesawat dari pulau Morotai untuk membom mereka. Dari peristiwa inilah tentara Jepang menggali sebuah gua untuk dijadikan tempat persembunyian mereka,” ujar Hadiwardaya, Minggu (28/02/2021).
Tentara Jepang menggali gua tersebut dengan ukuran lebar 3 meter dan tinggi 2 meter yang digunakan untuk berlindung dan tempat menyimpan obat-obatan.
“Di depan gua ini dahulu terdapat Rumah Sakit Angkatan Laut Jepang, yang disebut Kaigun Byoin,” katanya.
Lanjut dia, sesudah Jepang keluar dari Indonesia pada tahun 1945, dibangun sebuah gedung Sentrum Kateketik atau Pusat Pembulinaan Pendidikan Agama (P3A) pada Mei 1966.
“Namun sayang gua itu terabaikan dan para karyawan dan masyarakat yang datang ke Sentrum membuang sampah di gua itu,” beber Hadiwardaya.
Kemudian Pada tahun 1989 gua itu dikosongkan oleh Cirilus Kandow dari Ranotongkor dan ada beberapa pekerja serta karyawan Sentrum Kateketik datang mencari besi tua tetapi atas izin Pastor Yan van Paasen.
“Gua itu kembali digali sehingga panjang yang bermula 30 meter bertambah lagi beberapa meter,” jelasnya.