Kisah Pesona Tumbuhan Lili, di Balik Asal-usul Desa Salili

Kapitalau Salili Maria Wiesje Kuheba (tengah).

Ondong – Desa Salili Kecamatan Siau Tengah letaknya berbatasan dengan Desa Beong di sebelah barat dan selatan, sebelah Timur Kelurahan Bebali serta bagian utara adalah Gunung Karangetang.

Desa yang berjarak sekira 6 kilometer dari ibu kota Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) Kota Ondong ini, hanya segelintir orang yang tahu cerita asal muasal dinamakan Salili.

Dikisahkan dahulu kala sebelum hadirnya ruas jalan raya Ulu-Ondong, di pertengahan wilayah kedua kota ini tumbuh sejenis tumbuhan yang menghasilkan bau harum menyegarkan hati serta memiliki khasiat untuk kesehatan.

Setiap orang merasa kagum dan terpesona saat menjumpai tumbuhan yang memiliki tinggi sekira 20-40 sentimeter dengan mahkota bunga berwarna kuning tersebut. Pesona tumbuhan ini menjadi viral kala itu.

Kapitalau (Kepala Desa) Salili Maria Wiesje Kuheba, menjelaskan, tumbuhan ini oleh tetua dinamakan Lili. Sebab tumbuhan ini oleh warga dipakai untuk menggosok badan pada saat mandi. Khasiatnya tidak hanya menghilangkan daki tapi juga bau badan.

“Digosokan ke sekujur badan dalam bahasa daerah adalah Mu lili. Oleh karena itu tumbuhan tersebut dinamakan Lili,” terang Maria, Senin (21/10/2024).

Lanjut kapitalau menuturkan, warga yang dari Kota Ulu menuju ke Kota Ondong atau sebaliknya, saat melewati kawasan tersebut pasti timbul decak kagum melihat tumbuhan Lili dengan ucapan Sa Lili.

“Sebutan Sa adalah bahasa daerah yang diartikan perasaan heran dan kagum. Kedua kata ini kemudian digabungkan menjadi Salili dan sampai sekarang menjadi nama Desa Salili,” jelasnya lagi.

Maria mengungkapkan, saat ini keberadaan tumbuhan Lili terancam punah seiring perputaran waktu.

“Tidak tahu pasti penyebab tumbuhan Lili sudah jarang dijumpai atau dilihat. Mungkin di era saat ini dengan hadirnya produk sabun mandi membuat warga melupakan tanaman Lili,” kata Kapitalau.

Maria menuturkan, Desa Salili sebelumnya merupakan anak Desa Kalumpang yang wilayahnya meliputi dari beberapa kepala keluarga di Desa Ondong, Beong, Salili dan Lai.

Pada tahun 1951 wilayah Desa Kalumpang hanya menyisakan Desa Beong dan Desa Salili. Seiring dengan perubahan atau peningkatan pelayanan bagi warga pada tahun 1975 Desa Kalumpang dimekarkan menjadi dua desa yaitu Desa Salili dan Desa Beong.

“November 1975 Desa Salili resmi berdiri sendiri. Kala itu, kapitalau pertama Cristomus Kuheba adalah ayah saya,” pungkasnya.(jack)