Kotamobagu, DetikManado.com – Krisis gas elpiji ukuran 3 kilogram mulai terasa belakangan ini di Kotamobagu. Pemerintah Kota (Pemkot) pun bergegas melakukan langkah strategis, guna mengatasi masalah klasik yang kerap muncul saban kali menjelang hari raya seperti sekarang ini.
Diketahui, sepekan sejak umat Muslim di Kotamobagu menjalani puasa di bulan suci Ramadan, ketersediaan gas elpiji ukuran 3 kg mulai terasa menipis. Krisis gas elpiji inipun melanda sebagian besar wilayah Kotamobagu.
Seperti di Kelurahan Gogagoman, Mogolaing dan Molinow di Kecamatan Kotamobagu Barat. Kemudian, Kelurahan Biga hingga Desa Bilalang Satu di Kecamatan Kotamobagu Utara. Kondisi serupa juga melanda warga di Moyag bersatu, Kelurahan Kotobangon, hingga Sinindian di Kecamatan Kotamobagu Timur serta mereka yang tinggal di wilayah Kecamatan Kotamobagu Selatan.
Warga makin dibuat resah, lantaran di tengah menipisnya stok elpiji, segelintir oknum pedagang pun mulai memainkan harga. Bila Harga Eceran Tertinggi (HET) telah ditentukan Rp18 ribu per tabung ukuran 3 kg, maka di tengah krisis saat ini harga dinaikkan hingga di atas Rp25 ribu –bahkan ada yang sudah menyentuh Rp30 ribu– per tabung.
“Kami berharap, pemerintah segera mengambil langkah cepat untuk mengatasi kelangkaan elpiji 3 kilogram ini,” harap Mahmud dan Fitri, dua warga yang sempat bersua dengan media ini, di salah satu pangkalan elpiji di Kotamobagu.
Menanggapi keluhan tersebut, Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Sekretariat Daerah (Setda) Kotamobagu, Sumitro Potabuga SPd menjelaskan, sebenarnya tidak terjadi kelangkaan akan tetapi kebutuhan akan gas elpiji yang mengalami peningkatan.
“Saat ini elpiji belum ada penambahan dari agen dan bukan langka, tapi peningkatan akan kebutuhan masyarakat. Ini dikarenakan para penjual takjil untuk buka puasa bertambah, dan sesuai info Pertamina mungkin di tgl 18 bulan ini akan ada penambahan,” tambahnya.(Nicolaus Paath)