Jakarta, DetikManado.com – Indo Premier Sekuritas menyatakan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini diprediksi menguat setelah beberapa pekan terakhir terkoreksi.
Pekan lalu IHSG terkoreksi sebesar -1,3% dengan penurunan terdalam sektor teknologi sebesar -6,2 % disusul sektor barang baku sebesar -4,3% dan konsumer non-primer -4,1%. Sektor penopang terkuat yang menahan laju IHSG sehingga tak terkoreksi makin dalam pada pekan lalu yakni sektor kesehatan sebesar 1,2%.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Mino menjelaskan, IHSG pada pekan lalu melemah karena 3 sentimen negatif yang cukup mengejutkan yakni kekhawatiran penyebaran risiko kegagalan Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank, pernyataan Saudi National Bank yang tidak akan lagi memberikan bantuan keuangan ke Credit Suisse serta turunnya harga komoditas.
“Pasar pekan lalu tersandera kekhawatiran penyebaran krisis likuiditas Silicon Valley Bank dan Signature Bank. Selain itu, market juga tersandera informasi Credit Suisse, yang mengumumkan adanya kelemahan material atau kontrol internal dalam proses pelaporan keuangan untuk tahun 2022 dan 2021,” ujar Mino melalui keterangannya di Jakarta pada Senin (20/3/2023).
Ia menjelaskan pada akhir 2022 Credit Suisse melaporkan adanya penarikan simpanan dalam jumlah besar sehingga posisi aliran bersih asetnya secara substansial melebihi posisinya di kuartal ketiga tahun 2022.
“Pasar makin terguncang setelah Saudi National Bank menyatakan tidak bisa memberikan lagi bantuan keuangan, karena jika dilakukan kepemilikannya akan melebihi 10% dan melanggar aturan,” kata Mino.
Sementara itu terkait sentimen negatif harga komoditas, ia menegaskan gejolak di sistem keuangan Amerika menimbulkan kekhwatiran akan tertekannya pertumbuhan ekonomi sehingga akan menurunkan permintaan akan komoditas.
“Kekhawatiran tersebut membuat sebagian besar harga komoditas mengalami koreksi cukup tajam seperti minyak mentah dan batu bara,” sebut Mino.