Menurutnya, intervensi pada balita itu dilakukan hingga usia 5 tahun. Namun dia berharap pada Desember 2022 nanti, tinggi serta berat badan Ayana sudah mencapai angka normal.
Terkait program pendampingan terhadap balitanya, Yanitje Nomleni menyampaikan terima kasih pada Manengkel Solidaritas dan Pabrik Aqua Airmadidi atas bantuannya.
“Kami merasa terbantu dengan program ini, dan berharap anak kami bisa tumbuh berkembang dengan normal,” tutur Yanitje Nomleni.
Terik matahari terasa kian menyengat. Tak terasa jarum jam sudah menunjukan pukul 11.15 Wita. Namun masih ada satu hal lagi yang ingin disampaikan Syelin dan Yanitje Nomleni yakni terkait kebun gizi.
Panas terik tak mengurangi semangat Syelin dan Yanitje Nomleni untuk berpindah tempat menuju kebun gizi, dan menjelaskan keberadaan kebun tersebut sebagai langkah pemenuhan gizi untuk mencegah stunting. Ayana tak mau ketinggalan, dia juga ikut meski meminta untuk digendong ibunya.
Ada beragam jenis sayur mayur di sana. Mulai dari sawi, kangkung, tomat, bayam merah, hingga terong. Proses penanaman dilakukan bertahap dengan membagi lahan kecil itu.
“Ini dimaksudkan agar panennya tidak sekaligus, dan kebutuhan akan sayuran akan terus terpenuhi, memenuhi kebutuhan gizi keluarga,” ujar Syelin.
Syelin selesai memberi penjelasan. Bersama Yanitje Nomleni dan Ayana mereka kembali ke rumah, yang tepat berada di samping kebun gizi tersebut.
Kali ini Yanitje Nomleni harus bekerja keras. Setelah menurunkan Ayana dari pelukannya, balita itu dengan lincah dan kegirangan berlari kencang di pekarangan rumah. Seolah menggoda ibunya untuk mengejarnya. Takut balitanya jatuh, Yanitje Nomleni dengan nafas terengah-engah terus mengejar Ayana, hingga akhirnya bisa mendekapnya. ***
Kasus Stunting di Minahasa Utara dan Komitmen Danone Indonesia
Pada tahun 2018, Kabupaten Minahasa Utara menjadi daerah dengan kategori prevalensi stunting tertinggi di Sulawesi Utara (Sulut) dengan angka 35,44 persen.
Angka ini terus meningkat setiap tahunnya. Hingga triwulan pertama 2022, jumlah kasus stunting di Minahasa Utara sudah mencapai 288 kasus.
Pada tahun 2022 sejak Januari hingga Maret ada 288 balita stunting, yang terbagi di 11 puskesmas dari 10 kecamatan.
Jumlah balita stunting di 11 puskesmas di Minahasa Utara, Puskesmas Kema 26, Kauditan 14, Airmadidi 9, Kolongan 29, Talawaan 31, Tatelu 28, Batu 4, Likupang 40, Mubune 36, Wori 50 dan Tinongko 24 orang.
Dibanding sepanjang tahun 2021 jumlah total 290 balita yang stunting terbagi di 11 Puskesmas di Minahasa Utara. Dengan demikian ada peningkatan yang signifikan di tahun 2022 jika dibanding tahun 2021 dalam rentang waktu yang sama.
Melihat realita tersebut, Bupati Minahasa Utara Joune Ganda pada Februari 2022 mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Nomor 62 tahun 2022 tentang Pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting.
“Tugas dan pembagian peran tim percepatan penurunan stunting berpedoman pada Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 12 tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia tahun 2021-2024,” ungkap Joune Ganda dalam SK tersebut.
Tim Percepatan Penurunan Stunting di Minahasa Utara ini dipimpin oleh Wakil Bupati Minahasa Kevin Wilian Lotulung bersama Sekretaris Daerah serta Organisasi Perangkat Daerah di Minahasa Utara.
Selain itu aparat pemerintah, Tim Percepatan Penurunan Stunting di Minahasa Utara juga melibatkan pihak swasta, salah satunya adalah PT Tirta Investama Airmadidi yang masuk dalam bidang Koordinasi, Konvergensi dan Perencanaan.
“PT Tirta Investama mendukung sepenuhnya program-program Corporate Social Responsibility atau CSR yang telah berjalan, termasuk di antaranya program penanganan stunting yang kita mulai sejak 2022 hingga 2023. Mudah-mudahan dengan dukungan ini program stunting di Indonesia, termasuk di Minahasa Utara kita bisa atasi bersama dengan pihak yang terkait,” papar Kepala Pabrik PT Tirta Investama Airmadidi Lestyo Prihadianto STP, Kamis 13 Oktober 2022.
Lestyo Prihadianto memaparkan, salah satu faktor terjadinya stunting pada anak adalah pola makan yang tidak baik, yang menyebabkan kondisi gizi kurang atau malnutrisi. Sehingga strategi yang komprehensif dan keterlibatan atau intervensi multi pihak sangat dibutuhkan dalam mendukung pola makan dan minum yang baik pada masyarakat terutama anak-anak usia dini.
Pada pola asuh yang optimal, peran keluarga apalagi peran ibu sangat penting dalam membangun keluarga sehat, sadar gizi, dan generasi penerus yang cerdas dan unggul.
“Sebagai perusahaan yang berkomitmen membawa kesehatan melalui makanan dan minuman yang sehat ke sebanyak mungkin orang dengan misi Danone One Planet One Health, Danone Indonesia terus berkomitmen mendukung kesehatan anak-anak Indonesia,” ujar Lestyo Prihadianto memungkasi. (Yoseph Ikanubun)