Michael Labaro: Tantangan Terbesar Kami Yaitu Mempersiapkan Mental

Michael Labaro saat memberikan materi terkait tekhnik reportase dan wawancara.

Tomohon – Pada Jumat (25/10/2024) digelar kegiatan Pelatihan Jurnalistik yang diikuti siswa-siswi Kelas 10 SMAN 1 Tomohon di aula terbuka sekolah. Kegiatan ini dalam rangka mengasah kemampuan jurnalis siswa-siswi, dan juga untuk menggali kemampuan siswa-siswi SMAN 1 Tomohon.

Narasumber dalam pelatihan ini adalah para jurnalis senior yakni Yoseph E Ikanubun, Michael Labaro, dan Julkifli Madina.

Bacaan Lainnya

Materi diawali dengan beberapa pernyataan dari Yoseph Ikanubun kepada peserta pelatihan yang hadir, terkait apa itu wartawan, serta apa pekerjaannya. Setelah para peserta memberikan jawaban mereka, narasumber kemudian melengkapinya.

“Wartawan adalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik, ini terdapat dalam pasal 1 ayat 4, UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers,” ujar Yoseph E Ikanubun.

Selanjutnya dijelaskan bahwa kerja wartawan, jurnalis atau reporter adalah pada prinsipnya melakukan 6M yakni mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi melalui media masa.

Selanjutnya Yoseph E Ikanubun menjelaskan tentang cara wartawan memperoleh informasi atau berita yakni pertama turun lapangan, yaitu dengan pergi ke tempat kejadian secara langsung dan dengan melihat kejadian tersebut secara langsung.

Kedua adalah wawancara yaitu dengan memilih seseorang untuk dijadikan narasumber yang dapat diajak untuk wawancara dan bisa untuk ditanyai mengenai kejadian yang terjadi. Yang Ketiga yaitu dengan membaca buku. Selain turun ke lapangan dan wawancara, jurnalis atau wartawan juga bisa membuat berita dengan membaca.

“Contohnya adalah kejadian di luar negeri seperti peperangan atau kejadian-kejadian lain yang tidak bisa pergi secara langsung, bisa juga melihat berita milik negara lain dan di-translate kemudian diterbitkan,” ujarnya.

Hasil kerja dari wartawan diterbitkan melalui media massa. Media massa terdiri dari media cetak (majalah. Tabloid dan surat kabar atau koran), media elektronik (radio dan televisi), dan media online.

Selanjutnay dibahas tentang fungsi berita yaitu dapat menjadi sumber informasi, edukasi atau mendidik , hiburan, dan juga kontrol sosial.

“Sedangkan isi media massa yakni berita, opini, dan iklan,” ujarnya.

Selanjutnya materi kedua oleh Michael Labaro yang diawali dengan pengertian reportase. Reportase adalah kegiatan meliput, mengumpulkan fakta-fakta tentang sebuah peristiwa atau masalah dari berbagai sumber untuk dijadikan karya jurnalistik (berita). Berita ini dipublikasikan di media massa baik online, cetak, maupun elektronik.

“Pengertian wawancara adalah proses pencarian data berupa pendapat atau pandangan pengamatan seseorang yang akan digunakan sebagai salah satu bahan penulisan karya jurnalistik,” ujar Michael Labaro.

Wawancara juga dapat didefinisikan sebagai proses tanya jawab antara narasumber dengan wartawan. Sasaran wawancara untuk memperoleh apa yang ingin wartawan ketahui tentang sebuah peristiwa atau berita yang akan ditulis dari narasumber yang terkait.

“Bila ingin mewawancarai seseorang maka harus melakukan persiapan yaitu mempelajari topik yang akan ditanyakan, tetapkan apa yang ingin anda gali dari narasumber dan juga menyusun kerangka yaitu kerangka atau outline merupakan penjabaran topik,” ujarnya.

Topik diuraikan menjadi sejumlah sudut tekanan (angle). Setiap sudut tekanan dikembangkan menjadi pertanyaan, dan juga disertai penjelasan bagaimana cara mengajukan pertanyaan dan langkah-langkah agar wawancara berhasil.

Dalam materi itu, Michael Labaro juga menceritakan tentang tantangan yang dihadapi wartawan dalam menjalankan tugasnya seperti meliput bencana erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro.

“Tantangan terbesar kami adalah mempersiapkan mental dalam melakukan liputan terutama di daerah konflik atau bencana,” ujarnya.

Mateir terakhir dibawakan oleh Julkifli Madina. Dimulai dengan pengertian berita yaitu laporan peristiwa aktual dan penting. Dijelaskan juga unsur-unsur berita dan juga struktur berita, serta bagaimana cara menyusun dan membuat berita agar dapat tersusun baik.

Setelah 3 materi yang dibawakan oleh masing-masing narasumber, peserta kemudian dibagi dalam kelompok-kelompok untuk membuat sebuah laporan berita dan mempresentasikannya di depan forum.

Kegiatan ini berjalan sangat baik dan lancar juga sangat menarik dan menyenangkan. Pembelajaran yang diberikan sangat bermanfaat bagi setiap siswa-siswi yang mengikuti pelatihan jurnalis itu.

“Diucapkan banyak terimakasih kepada bapak bapak yang telah memberikan pelajaran bagi siswa-siswi SMA Negeri 1 Tomohon,” ujar salah satu peserta pelatihan. (***)

 

Ditulis oleh: Erlinda Manua, siswi kelas X, SMAN 1 Tomohon.


Pos terkait