Pemilih Gen Z, Milenial, Baby Boomers, dan Silent Gen Cenderung Memilih E2L – HJP

Manado, DetikManado.com – Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut Elly Engelbert LasutHanny Joost Pajouw (E2LHJP) unggul di pemilih yang berasal dari Generasi Z, Milenial Muda, Milenial Matang, Baby Boomers, dan Silent Gen. Ini berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Poltracking Indonesia.

“Peta sebaran berdasarkan pendidikan, pemilih tidak tamat SD/tidak sekolah, tamatan SMP, tamatan SMA, Diploma, dan Sarjana atau lebih tinggi cenderung kepada Elly Engelbert Lasut –  Hanny Joost Pajouw,” ungkap Yoki Alvetro, Peneliti Utama Poltracking Indonesia melalui siaran pers yang diterima DetikManado.com, Kamis (3/10/2024).

Bacaan Lainnya

Sedangkan pemilih tamatan SD cenderung berimbang antara Elly Engelbert LasutHanny Joost Pajouw dan Steven Kandouw – Alfred Denny Djoike Tuejeh.

“Peta persebaran kekuatan Elektabilitas Pasangan Calon Gubernur – Wakil Gubernur Sulut berdasarkan kelompok usia. Pemilih Generasi Z, Milenial Muda, Milenial Matang, Baby Boomers, dan Silent Gen cenderung kepada Elly Engelbert LasutHanny Joost Pajouw,” ujarnya.

Sedangkan pemilih Generasi X cenderung berimbang antara Elly Engelbert LasutHanny Joost Pajouw dan Steven Kandouw – Alfred Denny Djoike Tuejeh.

Diketahui, Poltracking Indonesia menyelenggarakan survei di Provinsi Sulut pada pertengahan September 2024 pasca pendaftaran Calon Gubernur – Wakil Gubernur ke KPUD Sulut dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling.

“Pengambilan data lapangan dilakukan pada tanggal 15 – 21 September 2024. Sampel pada survei ini adalah 800 responden dengan margin of error +/-3.5% pada tingkat kepercayaan 95%,” ungkap Yoki Alvetro.

Yoki Alvetro memaparkan, klaster survei menjangkau 15 kabupaten/kota di Provinsi Sulut secara proporsional berdasarkan data jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) 2024, sedangkan stratifikasi survei ini adalah proporsi jenis kelamin pemilih.

Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan teknologi aplikasi terhadap responden yang telah terpilih secara acak.

“Setiap pewawancara mewawancarai 10 responden untuk setiap satu desa/kelurahan terpilih,” ujarnya. (yos)


Pos terkait