“Tujuan debat kandidat adalah agar publik tahu gagasan visi misi, program kerja yang tawarkan oleh kandidat. KPU memberikan Kisi-kisi soal debat dengan alasan kawatir terjadinya saling serang antara kandidat, lalu menghindari terjadinya konflik, toh konflik menghidupkan demokrasi. memang begitulah politik, harus konflik agar terjadi konsensus untuk melahirkan oposisi yang berkualitas,” Ujar Abdul.
Lanjut Tusang, hal ini tentunya jauh dari harapan demokrasi kita, sebab pemilu subtansinya ialah memperbaiki kepemimpinan demi perbaikan bangsa, sebagaimana cita-cita Pancasila dan UUD 1945.
“Jika alasan KPU adalah menjaga netralitas, maka tugas netralitas adalah tugas fungsi, tidak didikte. Seharusnya KPU menjaga integritas sebagai penyelenggara untuk memberikan tugas etik yakni mencerdaskan demokrasi di Indonesia, bukan sekedar menjalankan tugas teknis saja,” jalasnya. (red)