Jakarta, DetikManado.com – Makin banyak masyarakat yang melakukan transaksi menggunakan uang Tunjangan Hari Raya (THR) baik untuk membeli keperluan hingga berzakat. Banyak warga pula yang melakukan transaksi itu secara digital dan menyangkut data pribadi.
Kegiatan transaksi menjelang Lebaran yang dilakukan secara daring berkat kemudahan teknologi dan digitalisasi. Namun di sisi lain, ada ancaman terhadap keamanan data pribadi penggunanya.
Di tengah peningkatan transaksi daring tersebut, ada saja celah keamanan yang digunakan penjahat siber untuk beraksi curang dan merugikan masyarakat, dengan mengambil data pribadi.
Mulai dari pencurian identitas (identity theft) seperti pencurian password, OTP, dan upaya social engineering lainnya semakin marak dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk meraup keuntungan.
Terbaru ada juga kasus penipuan QRIS di masjid-masjid yang tentunya meresahkan masyarakat.
Menanggapi tren ini, Managing Director VIDA Adrian Anwar mengajak pengguna layanan digital agar mampu berperan aktif dalam mencegah terjadinya kejahatan siber khususnya yang berkaitan dengan data pribadinya sendiri.
“Kita perlu membangun pola kebiasaan yang baik dalam menjaga kerahasiaan dan keamanan data-data pribadi,” ujar Adrian sebagaimana dikutip DetikManado.com dari Antara, Senin (17/4/2023).
Berikut beberapa kiat dari VIDA agar pengguna layanan digital lebih waspada dalam menjaga data pribadinya:
Tidak membagikan identitas fisik maupun online, termasuk OTP
Masyarakat perlu menjaga baik keamanan identitas pribadi baik itu KTP, Paspor, dan data-data pribadi lainnya.
Tak hanya itu, di era online ini baik username, password, maupun kode OTP (one time password) sebaiknya tidak dituliskan sembarangan dan tidak memanfaatkan fitur copy-paste.
Hal ini dikarenakan peretas dapat memperoleh akses ke clipboard perangkat yang kode-kodenya tidak terenkripsi sama sekali sehingga dapat melakukan verifikasi dan otentikasi transaksi yang tidak diinginkan oleh pengguna.