Ketua Bidang Pendidikan AJI Indonesia Dandy Koswaraputra, menyatakan anggota AJI tak berhenti di ujian kompetensi, namun juga menghadapi tantangan ke depan tentang ruang kebebeasan dan berekpresi. “Dalam konteks kekinian booming informasi melalui media sosial menjadi tantangan bagi jurnalis dalam menjalankan profesinya,” kata Dandy.
Dandy mengatakan, tingginya pengguna media sosial di Indonesia kadang menyesatkan jurnalis dalam menjalankan kerja-kerja jurnalistik. Tak jarang redaksi merencanakan sajian berita mengacu sesuatu yang viral di media sosial. Hal itu menjadikan keberadaan media online di Indonesia yang mencapai 43 ribu justru banyak memberikan informasi tidak akurat, cenderung dangkal serta banyak pemberitaan keluar konteks. “Ini ironis, media baru atau media online menjadikan media sosial sebagai sumber berita media mainstream dengan dalih sesuatu yang viral dan menjadi bacaan publik,” katanya.
Tercatat UKJ AJI di Kota Semarang itu diikuti 30 peserta dari berbagai kota seperti Semarang, Kupang, Kendari, dan beberapa kota di Jatim dan Jateng.
Sedangkan 5 penguji yang dihadirkan adalah Jajajang Jamaludin (Jakarta), Dandy Koswara (Jakarta), Ichwan Prasetyo (Solo), Sunarti Sain (Makassa), dan Ishak Kusrant dari Manado. (joe)