Terjemahannya sesuatu yang berkaitan dengan kesenangan diri sang Mahapatih Gajah Mada, artinya juga Ia tak akan menghentikan mati raga atau puasanya sebelum mempersatukan Nusantara.
Kumaat mengatakan, peringatan Hari Kebangkitan Nasional kali ini sangat relevan jika dimaknai dengan teks Sumpah Palapa. Peringatan Hari Kebangkitan Nasional kali ini, lanjut dia, dilangsungkan dalam suasana bulan Ramadan. “Dan bagi umat muslim, bulan ini menuntun kita untuk mengejar pahala dengan meninggalkan perbuatan yang dibenci Allah SWT seperti permusuhan dan kebencian, apalagi penyebaran kebohongan dan fitnah,” papar Kumaat.
Pada akhirnya, lanjut rektor, ujung bulan Ramadan nanti diharapkan bisa seperti Mahapatih Gajah Mada, mengakhiri puasa dengan hati dan lingkungan yang bersih berkat hubungan yang kembali fitri dengan saudara-saudara di sekitar kita. “Untuk itu kita semua sebagai sesama anak bangsa secara sadar memaknai peringatan kali ini dengan memperbarui semangat gotong-royong dan kolaborasi, sebagai warisan kearifan lokal yang akan membawa kita menuju kejayaan di pentas global,” pungkas rektor.(joe)