Kotamobagu, DetikManado.com – Anak–anak korban kebakaran di Kelurahan Gogagoman, Kecamatan Kotamobagu Barat pada Jumat (11/10/2024) lalu, mendapat trauma healing pasca bencana oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kotamobagu, Senin (14/10/2024) di halaman Mesjid Agung Baitul Makmur (MABM).
Kepala Dinas P3A Kotamobagu Sarida Mokoginta SH melalui Kepala Bidang (Kabid) Perlindungan Hak Perempuan Perlindungan Khusus Anak Pemenuhan Hak Anak, Marini Mokoginta M.Psi menjelaskan, trauma healing diberikan dengan maksud untuk membantu anak–anak korban kebakaran Gogagoman mengatasi gangguan psikologis yang terjadi akibat bencana.
“Kami melaksanakan kegiatan trauma healing ini kepada sepuluh anak terdampak musibah kebakaran di Gogagoman. Namun setelah melihat kondisi yang ada, anak–anak ini masih bisa tidur dengan nyenyak, masih bisa bermain dengan baik,” kata Marini.
Mendapati kondisi demikian, menurut dia, tingkat trauma dari anak–anak tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan musibah banjir yang pernah terjadi. “Ini dikarenakan pada saat kebakaran terjadi, anak–anak ini tidak ada di tempat, sehingga mereka tidak melihat bencana itu secara langsung,” terangnya.
“Pun demikian ada satu anak yang sangat terlihat kesedihannya yakni cucu dari korban meninggal. Dia masih menangis, dan kehilangan opa, itu sangat membekas,” ungkap Marini Mokoginta.
Ia menyampaikan bahwa trauma healing yang dilaksanakan tersebut guna menggali semua hal yang dirasakan anak–anak terdampak, sekaligus tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya. Meskipun dari tingkat trauma tidak terlalu dirasakan, namun pihaknya akan terus memantau kondisi anak–anak dan akan menunggu perkembangan selanjutnya untuk kegiatan serupa.
Menyikapi kondisi akibat musibah kebakaran tersebut, Marini mengatakan bahwa saat ini hal yang dikhawatirkan adalah meningkatnya stres dari para orangtua, karena peristiwa ini tentunya membawa dampak tersendiri dari berbagai aspek baik secara fisik, ekonomi maupun psikologis sehingga akan berdampak nantinya terhadap anak–anak.(Nicolaus Paath)