Anggaran dan Kinerja EO Dipertanyakan, FGD KPU Sulut Evaluasi Debat Paslon Gubernur-Wagub

Mengevaluasi pelaksanaan debat pertama paslon Gubernur dan Wagub Sulut itu, KPU Sulut menggelar Focus Gropup Discussion (FGD) pada, Sabtu (12/10/2024), di Hotel Amaris Manado. (Foto: Yoseph Ikanubun/DetikManado.com)

Manado, DetikManado.com – Pelaksanaan kampanye debat pertama pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wagub Sulut yang digelar oleh KPU Sulut di Hotel Sutan Raja pada, Rabu (9/10/2024), diwarnai insiden padamnya listrik selama lebih kurang 1 jam. Hal ini menimbulkan ktirikan dan kecaman terhadap KPU Sulut hingga Event Organizer (EO).

Mengevaluasi pelaksanaan debat pertama paslon Gubernur dan Wagub Sulut itu, KPU Sulut menggelar Focus Gropup Discussion (FGD) pada, Sabtu (12/10/2024), di Hotel Amaris Manado.

Bacaan Lainnya

“Kami mohon maaf, dan permohonan maaf ini juga sudah saya sampaikan mewakili teman-teman saat pelaksanaan debat. Apa yang kita kerjakan pada debat tersebut sudah dengan sekuat dan semampu yang kita miliki,” tutur Ketua Divisi Sosdiklih Parmas dan SDM KPU Sulut Awaluddin Umbola saat membuka FGD tersebut.

Dalam FGD yang dihadiri anggota Bawaslu Sulut Zulkifly Densi, Polda Sulut, para panelis, perumus, Liaison Officer (LO) parpol, serta kalangan media massa ini menyoroti sejumlah hal mulai dari padamnya listrik yang sempat menyebabkan kegaduhan, profesionalisme EO dalam menggelar event hingga aspek keamanan.

“Berapa sebenarnya anggaran yang dialokasikan untuk pelaksanaan debat tahap pertama itu, jangan sampai ada main mata antara KPU dan EO,” tutur salah satu peserta FGD.

Dia juga mempersoalkan kondisi genset yang drop sehingga menyebabkan padamnya listrik selama lebih kurang 1 jam. Hal itu selain menyebabkan terhentinya proses debat, juga sempat memancing emosi massa pendukung paslon.

“Mengapa pihak KPU atau EO tidak meminta bantuan dari PLN untuk mengantisipasi masalah listrik ini,” tuturnya.

Menanggapi hal ini, Sekretaris KPU Sulut Meidy Malonda mengatakan, anggaran KPU Sulut sudah menggunakan sistem E-Catalog sehingga tidak memungkinkan ada “main mata” dengan pihak EO. Menurutnya, anggaran untuk debat pertama itu sebesar Rp400-an juta.

“Ada menghemat sekitar 60-an juta, dari anggaran Rp500 juta,” ujarnya.

Sedangkan pihak EO mengklaim mereka sudah bekerja dengan baik, termasuk menyiapkan genset. Namun apa yang terjadi di luar dugaan.

“Pada Pilkada 2020 lalu kami juga yang menangani debat Pilgub,” ujar pihak EO.

Sementara itu, Kabag Bina Ops Polda Sulut AKBP Guki Ginting mengakui, membludaknya masa pendukung paslon membuat aparat keamanan bekerja ekstra keras. Apalagi pelaksanaan debat di malam hari.

“Untuk debat kedua, kami usulkan jangan dibuat di tempat terbuka. Karena rawan kamtibmas,” ujarnya.

Diketahui, dalam debat putaran pertama itu diikuti tiga paslon yakni Yulius Selvanus-Viktor Mailangkay, Elly Engelbert LasutHanny Joost Pajouw, dan Steven Kandouw- Alfred Denny Djoyke Tuejeh. (yos)


Pos terkait