Jakarta.DetikManado.com – Perayaan hari raya Lebaran atau Idul Fitri 1442 H tak lama lagi. Berkumpul dengan sanak saudara di kampung halaman menjadi tradisi bagi setiap individu yang merayakannya. Namun, di tengah pandemi Covid-19 yang masih merebak pemerintah mengimbau warga untuk bersabar dan merayakan hari raya bersama keluarga secara virtual.
Hal tersebut sangat beralasan mengingat virus SARS-CoV-2 dapat menular melalui perantara manusia. Semakin tinggi mobilitas seseorang, potensi penyebaran Covid-19 kepada orang-orang terdekat bahkan orang tua di kampung halaman. Masyarakat tentu tidak ingin kejadian di India terjadi di Tanah Air. Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan bahwa badai infeksi virus Corona telah mengguncang negaranya. Di sisi lain, data badan PBB untuk kesehatan dunia (WHO) mencatat lebih dari 16 juta kasus konfirmasi positif di India saat ini, dengan angka kematian mencapai lebih dari 180 ribu.
Ini merupakan tragedi luar biasa yang dihadapi suatu negara ketika banyak kasus positif Covid-19 tak sebanding dengan sumber daya yang dimiliki. Jumlah kematian yang luar biasa menjadi taruhan. Seperti dikutip dari theguardian.com (25/4), India tak hanya mengalami gelombang kedua Covid-19 tetapi sebuah tsunami. Rumah-rumah sakit menolak banyak pasien karena tempat tidur dan oksigen tidak lagi tersedia.
Ini menjadi peringatan dini kepada masyarakat Indonesia untuk tidak mengalami hal serupa. Belajar dari beberapa pengalaman libur panjang atau mudik, angka kasus konfirmasi positif Covid-19 mengalami kenaikan. Fenomena ini yang harus dihindari bersama jelang hari raya Idul Fitri.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Letjen TNI Dr. (H.C.) Doni Monardo mengingatkan masyarakat untuk bersabar dalam menghadapi pandemi. Salah satunya menahan diri untuk tidak mudik dalam merayakan hari raya bersama orang tua. Langkah ini sangat penting dilakukan demi kepentingan yang lebih besar bagi seluruh masyarakat Indonesia.
“Kenapa tidak boleh mudik karena manusia menjadi perantara membawa virus Covid dari satu daerah ke daerah lainnya,” imbau Doni melalui pesan digital, Minggu (25/4).
Doni berharap langkah tersebut dapat diwujudkan oleh setiap individu sehingga potensi kenaikan Covid-19 dapat dihindari. Kenaikan dapat terjadi apabila masyarakat menolak untuk bertindak atau tetap melakukan mudik. Memutuskan tidak mudik bertujuan untuk menghargai sesama, terlebih orang tua atau sanak saudara di kampung halaman.
“Yang berbahaya adalah mereka yang masuk dalam kategori orang tanpa gejala (OTG),” tambahnya.
Setiap hari, penularan Covid-19 masih terjadi. Di Indonesia, Covid-19 rata-rata memakan 4 nyawa manusia setiap jamnya.