“Kita tidak menyarankan anak-anak bagaimana menggunakan kondom yang baik, tetapi kita bisa memberikan pengetahuan terkait alat kontrasepsi yang selama ini dianggap tabu ternyata itu berguna. Ada teman saya Duta Genre, secara terbuka kepada saya bahwa dirinya sejak umur 16 tahun aktif dengan namanya seksual, tetapi dirinya tidak hamil,” terangnya.
Eliana juga mengatakan,jika perkawinan dini terjadi yang paling tertekan itu adalah perempuan, dimana ketika terjadi kehamilan di luar nikah maka banyak stigma yang keluar dari beberapa orang, yang dimana stigma buruk yang diceritakan.
“Untuk itu baik laki-laki, maupun perempuan harus memaksimalkan dirinya secara individu maupun kelompok. Kita harus bijaksana ke diri kita sendiri, atau ke orang lain. Mari saling mengingatkan disekitar kita untuk tidak nikah saat usia anak,” tambahnya.
Dia menambahkan, perkawinan usia dini bukan kecelakaan, tetapi gagal dalam mengedukasi.
“Kita bisa mengedukasi orang-orang disekitar kita seperti anak-anak, orang tua dan single parent. Perempuan bisa berdiri di kakinya sendiri tanpa harus bantu laki-laki,” tambahnya sembari menyebutkan bahwa organisasi yang baik bisa mengurangi resiko perkawinan dini lewat eksien.
Ketua MJB Region Sulut, Jessica Veronica Tarima mengatakan kegiatan bincang sore dilakukan ketika melihat situasi yang sering terjadi di kalangan anak muda terkait pernikahan usia muda yang mempengaruhi kesehatan mental khususnya perempuan.
“Topik seperti ini perlu dibahas bersama untuk menambah wawasan anak muda agar dapat saling memberi pengaruh positif. Manfaat dari Bincang sore ini bisa membuka cara berpikir peserta mengenai kepedulian untuk mengedukasi diri perempuan juga memiliki potensi yang setara,” tandasnya.
Jessica pun berharap kedepannya untuk seluruh anak muda agar bisa menyuarakan pandangan mengenai upaya dan pencegahan pernikahan di usia anak untuk tidak dilakukan.
Diketahui, peserta yang terlibat dalam Bincang Sore sebanyak enam belas orang (16) dari berbagai komunitas yakni MJB pusat, Garda mencegah dan mengobati, Voice Of Women, DPC GMNI Manado, dan Deliberasi Institute.(ml)