Dalam sambutannya, Goenawan yang juga salah satu pendiri majalah Tempo itu menyatakan terima kasih atas penghargaan itu. Didera pandemi dan perang di Ukraina, katanya, masa depan menawarkan janji dan kecemasan. “Masa depan bukan semata masa depan tapi merupakan pengulangan atas katestropi yang pernah ada,” kata Goenawan.
Acara penganugerahan ini dihadiri oleh Pangeran Jepang Akishino dan istri. Turut hadir dalam resepsi keluarga dan sahabat Goenawan, diantaranya Widarti Goenawan, istri sekaligus pendiri Majalah Femina, CEO Tempo Media Arif Zulkifli, Indonesianis Lance Castle dan mantan koresponden Majalah Tempo di Jepang, Saichi Okawa.
Diketahui, pemberian penghargaan ini telah dilakukan Japan Foundation sejak 1973 silam. Penghargaan diberikan setiap tahun kepada individu dan organisasi. Para pemenang dipilih karena dianggap telah memberikan kontribusi signifikan untuk mempromosikan saling pengertian dan persahabatan internasional antara Jepang dan negara-negara lain melalui kegiatan akademik, seni, dan budaya.
Selain itu, sutradara Jepang, Akira Kurosawajg, pada 1982 pernah menerima anugerah ini. Demikian pula dengan novelis Haruki Murakami tahun 2012. Dari Indonesia penerima lain award ini adalah pemikir kebudayaan Sutan Takdir Alisyahbana pada 1992. (Yoseph Ikanubun)