Jakarta, DetikManado.com – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih pada sejumlah sentimen negatif. Pada minggu lalu, IHSG masih melanjutkan pelemahan -0,6% dengan penurunan terdalam di sektor transportasi dan logistik sebesar -3,4% disusul sektor konsumer primer sebesar -2,7% dan sektor kesehatan sebesar -2,4%.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, Mino menjelaskan ada 2 sentimen negatif yang menyandera pergerakan IHSG pada pekan lalu yakni kenaikan imbal hasil obligasi di Amerika dan aksi jual investor asing.
“Data inflasi baik di tingkat produsen dan konsumen yang lebih tinggi dari ekspektasi menimbulkan kekhawatiran bahwa bank sentral Amerika akan mempertahankan kebijakan suku bunga ketatnya untuk waktu yang lebih lama dari perkiraan sebelumnya,” ujar dia di Jakarta pada Senin (6/3/2023).
Ia menambahkan hal ini membuat imbal hasil obligasi pemerintah dengan tenor 10 tahun sempat menyetuh level 4% yang merupakan level tertinggi sejak November tahun lalu. Kenaikan imbal hasil obligasi tersebut membuat pasar mengalami tekanan.
Sementara itu, kata Mino, tidak kondusifnya sentimen di minggu lalu membuat investor asing keluar dari pasar setelah pada minggu sebelumnya mencatatkan beli bersih. Pada minggu lalu asing mencatatkan jual bersih di beberapa emiten, seperti BBCA (Rp0,82 triliun), ARTO (Rp0,32 triliun), BBNI (Rp0,31 triliun).
“Kendati demikian, sejumlah sentimen positif masih mampu menahan laju pelemahan IHSG lebih dalam pada pekan lalu. Sentimen positif tersebut adalah rencana pembagian dividen, berlanjutnya penurunan inflasi inti, masih ekspansifnya data manufaktur Februari dan meredanya kekhawatiran terkait kebijakan moneter ketat oleh The Fed,” jelas Mino.
Setelah dua pekan melemah, Indo Premier Sekuritas berpandangan pasar pada minggu ini akan mengalami penguatan terbatas karena sejumlah sentimen domestik dan eksternal. Sentimen domestik tersebut adalah laporan keuangan, cadangan devisa dan indeks keyakinan konsumen serta ekspektasi pembagian dividen.