Manado,DetikManado.com – Dinas Pendidikan Daerah (Dikda) Sulut menggelar rapat Sosialisasi dan Rapat Koordinasi Satuan Pendidikan SMAN, SMKN, SLBN penerima Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Afirmasi dan BOS Kinerja Provinsi Sulut tahun 2019.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Dikda Sulut dr Grace Punuh MKes di Hotel Sahid Manado, Rabu (16/10/2019).
Dalam sambutannya, Punuh mengatakan kepada sekolah penerima BOS untuk lebih meningkatkan kualitas serta kinerja dari tenaga pendidik dan peserta didik. “Kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, serta kerja ikhlas itulah yang kita harapkan,” kata Punuh.
Lanjutnya, ke depan dari Kementrian menargetkan bukan cuma penilaian kenaikan pangkat dari seberapa banyak jurnal dan karya tulis, tapi seberapa banyak guru tersebut menghasilkan siswa-siswi yang berhasil di bidang mata pelajaran. “Selain itu kita juga harus mempunyai data seberapa banyak lulusan siswa pada tiga bulan pertama, apakah dia menganggur atau sudah bekerja atau diterima di dunia kerja, dunia usaha, dunia industry. Ataukah menciptakan lapangan pekerjaan, semua harus ada datanya,” tegasnya.
Punuh juga mengajak kepada seluruh kepala sekolah yang hadir bukan cuma berpikir bagaimana menghabiskan anggaran tapi bagaimana caranya untuk meningkatkan kualitas SDM siswa, kualitas sekolah dan tenaga pendidik serta pengawasan kepala sekolah. “Kita merupakan satu kesatuan untuk menuju pendidikan hebat demi generasi akan datang. Dengan adanya BOS Kinerja dan BOS Afirmasi kita akan memberikan yang terbaik untuk Ujian Nasional nantinya,” tuturnya.
Sementara itu Ketua Tim Sekretariat Manajemen BOS Tedi Rondonuwu mengatakan untuk Provinsi Sulut baik SMA, SMK, dan SLB Negeri penerima BOS Afirmasi berjumlah 54 sekolah dan BOS Kinerja berjumlah 31 sekolah.
Dia mengungkapkan, keseluruhan untuk alokasi dana kedua jenis BOS tersebut sebesar Rp28.358.000.000 rincian terdiri dari BOS Afirmasi sebesar Rp13.464.000.000 dan BOS Kinerja sebesar Rp14.894.000.000.
Rondonuwu juga menambahkan salah satu tantangan di dunia pendidikan di Indonesia saat ini adalah akses di daerah pinggiran, karena pendidikan karakter dan perkembangan teknologi yang harus diimbangi dengan keahlian dan kemampuan. “Oleh karena untuk mempercepat dan meningkatkan akses yang belum merata akan dibangun digitalisasi sekolah,” ucapnya.
Lebih lanjut, dirinya berharap dengan adanya BOS Afirmasi dan BOS Kinerja program tersebut akan terealisasi dan akan dimulai tahun ini. “Pemerintah juga akan memberikan sarana pembelajaran di sekolah berupa perangkat tablet, komputer, laptop, proyektor, jaringan nirkabel serta perangkat penyimpanan eksternal atau hardisk,” pungkas Rondonuwu. (ml)