Data yang disampaikan merupakan data tahun 2018 yang ditambahkan dengan jumlah umat paroki tahun 2019. Kalengkongan menuturkan di tahun 2020 semua data yang menyangkut umat akan dibenahi. “Sehingga kita mendapat data yang lebih akurat dan valid,” katanya.
Di samping data umat yang disampaikan, Pastor juga menyampaikan pesan kepada umat. Kalengkongan mengatakan, salah satu tantangan zaman sekarang adalah manusia cenderung bersikap individualistik dan tertutup. Salah satu contoh konkret ialah tembok atau pagar rumah yang ditinggikan oleh penghuninya.
“Nah itu kan indikasi orang mulai hidup individualistik. Sementara Gereja yakni Keuskupan berarti Paroki juga ingin supaya umat justru hidup bersama dan itu dinamakan persekutuan,” ungkapnya.
Tantangan zaman kata Pastor, coba dijawab paroki melalui program-program ke depan. “Mudah-mudahan tahun depan nampak itu persaudaraan dan persekutuan. Itu harapan untuk umat,” imbuhnya.
Seperti khotbahnya pada misa tadi, Kalengkongan mengatakan, umat harus menjadi terang bagi dunia yang gelap. Dunia gelap yang dimaksudkan adalah kebencian, kecemburuan dan kemarahan melalui ucapan dan perbuatan. “Orang harus diajarkan untuk bijak ,” pungkasnya. (rf)