Ketika remaja mengalami gangguan menstruasi, kinerja hormon yang berada di dalam tubuhnya menjadi tidak seimbang dan berdampak pada kesehatan lainnya.
Frida mencontohkan salah satu masalah hormon yang mungkin timbul pada remaja putri dengan gangguan menstruasi ialah osteoporosis.
“Hormon estrogen yang harusnya dihasilkan tubuh memiliki fungsi antiosteoporosis alami bagi wanita. Ketika hormon itu tidak dihasilkan maka akhirnya tulang remaja tersebut jadi lebih rapuh,” ujarnya.
Frida mengatakan, untuk mengatasi gangguan menstruasi tersebut maka diperlukan penanganan yang tepat tidak hanya dari dokter spesialis endokrin, tapi juga membutuhkan pendampingan dari dokter anak, ahli gizi, psikolog serta psikiater.
Dengan demikian, remaja putri tersebut bisa menyembuhkan gangguan makannya sekaligus berangsur memperbaiki siklus menstruasi menjadi teratur kembali.
Dia menyarankan bagi para orang tua agar dapat sering berkomunikasi dengan remaja putrinya untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi sang buah hati saat menghadapi masa puber termasuk menghadapi menstruasi.
“Orang tua juga harus sering ajak ngobrol anaknya, karena ternyata di masa sekarang ini penyebab gangguan menstruasi pada remaja banyak terjadi karena mental health problem. Jadi kita bantu remaja putri ini memahami perubahan di dalam dirinya,” ujarnya. (Yoseph Ikanubun)