Vatikan, DetikManado.com – Paus Emeritus Benediktus XVI wafat pada, Sabtu (31/12/2022). Ada sejumlah catatan penting terkait Paus kelahiran Jerman tersebut. Termasuk komitmennya soal Afrika.
Selama hampir 9 tahun masa kepausannya, Paus Emeritus Benediktus XVI melakukan dua perjalanan apostolik ke Afrika, mengunjungi Kamerun, Angola dan Republik Benin.
Paus Emeritus Benediktus XVI meminta umat Katolik di Afrika untuk memperkuat iman dan harapan mereka kepada Tuhan, dan menjadi seniman persatuan dan rekonsiliasi selama perjalanan apostoliknya ke Afrika.
Merangkul semua orang Afrika
Kunjungan pertama pada tahun 2009, perjalanan internasional ke-11 masa kepausannya, membawa Benediktus ke Yaoundé, ibu kota Kamerun, dari tanggal 17 – 20 Maret.
Paus kemudian ke ibu kota Angola, Luanda dari tanggal 20 – 23 Maret 2009. Benediktus kemudian mengatakan bahwa kunjungannya terbatas pada dua negara tetapi bermaksud untuk merangkul dalam roh semua orang Afrika dan memberkati mereka dalam nama Tuhan.
Berbicara tentang Kamerun, Paus Benediktus XVI mengatakan dia memilih untuk pergi ke sana pertama karena negara merangkum banyak fitur dari benua Afrika yang luas.
Pertama dan terutama semangat religiusnya yang mendalam yang dimiliki oleh semua kelompok etnis yang sangat banyak yang menghuninya.
Paus Benediktus XVI kemudian berbicara tentang beberapa tantangan benua itu dan apa yang dibutuhkan Afrika untuk maju.
Liga wanita Katolik di Kamerun
Agenda utama kunjungan ke Kamerun adalah pengumuman Instrumentum Laboris atau dokumen kerja Sinode Afrika Kedua selama Misa Kudus yang dirayakan pada pesta St Joseph, 19 Maret.
Sebelum menyerahkan dokumen itu kepada para uskup Afrika, dia memberikan teladan St. Yosef dan Keluarga Kudus Nazaret sebagai teladan bagi keluarga-keluarga Afrika.
Tindakan memanusiakan pesan Kristus
Momen penting lainnya dari perjalanan Apostolik di Kamerun adalah pertemuan Paus dengan orang sakit di Pusat Kardinal Paul-Émile Léger untuk anak-anak muda yang cacat dan kurang beruntung di Yaoundé.
Dia menyebutnya sebagai tanda kuat dari tindakan memanusiakan pesan Kristus.
Paus Benediktus dalam sambutannya, mengenang banyak orang di Afrika yang menderita penyakit seperti AIDS, Malaria dan Tuberkulosis.
Dia mendorong upaya Gereja untuk menghibur mereka yang menderita, menegaskan kembali penghormatan total terhadap kehidupan sejak pembuahan hingga akhir alaminya.
Paus menawarkan contoh Simon dari Kirene, seorang Afrika yang membantu Yesus memikul salibnya, sebagai model bagaimana kita bisa dekat dengan dunia penderitaan.
Dia memberi tahu para pendengarnya bahwa mereka tidak sendirian dalam kesakitan, karena Kristus dekat dengan semua orang yang menderita.
“Dia mengungkapkan kepada orang sakit dan lemah tempat mereka di hati Allah dan di masyarakat,” kata Paus Benediktus XVI.
Tuhan memilih Afrika sebagai tempat perlindungan