CEK FAKTA: Olly: Selama 5 Tahun Mampu Menjaga Kerukunan Umat Beragama, Ini Faktanya

Manado – Calon Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengatakan, selama 5 tahun kepemimpinannya mampu  menjaga kerukunan umat beragama di Sulut. Hal ini disampaikan Olly saat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulut menggelar debat yang diikuti Pasangan Calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut tahap ketiga, Selasa (17/11/2020).

“Selama 5 Tahun kami menjaga kerukunan umat beragama di Sulut,” ujar Olly.

Bacaan Lainnya

CEK FAKTA: Berdasarkan penelusuran tim cek fakta, setidaknya ada 3 peristiwa yang terjadi di Sulut terkait kerukunan umat beragama. Yang pertama adalah kedatangan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah di Manado,  Sabtu (13/5/2017). Kemudian penolakan kedatangan Habid Bahar Bin Smith, dan insiden pembongkaran musala di Minahasa Utara.

Saat itu ribuan massa yang menamakan ormas adat membanjiri Badara Sam Ratulangi Manado untuk menolak kedatangan Fahri. Dia dinilai terlibat dalam Pilkada Jakarta yang bernuansa sentiment SARA.

Sebagaimana dilansir dari Liputan6.com, kedatangan Fahri mendapat penolakan dari ribuan warga di Manado, Sulawesi Utara. Massa yang diperkirakan berjumlah 2.000-an ini menolak kedatangan Fahri di Bandara Sam Ratulangi dan kantor Gubernur Sulut pada Sabtu.

“Massa bergerak karena ada ajakan dari medsos. Mereka menganggap Fahri Hamzah intoleran sehingga dilakukan penolakan,” kata Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Utara, Kombes Ibrahim Tompo Purnama, saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (13/5/2017).

Ia mengatakan, massa penolak Frahri Hamzah telah berkumpul di Bandara Sam Ratulangi sekitar pukul 09.00 Wita. Bahkan, ia menambahkan, massa sempat memaksa masuk ke area Bandara.

“Pada pukul 10.30 pesawat Pak Fahri Hamzah tiba, walau ada unjuk rasa, kegiatan lancar dan langsung menuju ke kantor Gubernur,” ucap Ibrahim.

Setelah itu, ia menjelaskan, massa kemudian bergerak ke kantor Gubernur Sulut. Lagi-lagi, mereka berunjuk rasa menolak kedatangan Fahri Hamzah.

Ibrahim mengungkapkan, unjuk rasa di kantor Gubernur sempat ricuh. Bahkan, polisi terpaksa menembakkan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa.

“Kami redakan dengan tembakan peringatan peluru hampa dan gas air mata,” terang dia.

Akibatnya, sebanyak tiga personel anggota Polda Sulut mengalami luka-luka karena lemparan batu. Untuk menghindari aksi susulan, Fahri Hamzah kata dia, langsung kembali ke Jakarta.

“Pukul 16.30 Wita rombongan (Fahri Hamzah) kembali ke bandara dan langsung take off ke Jakarta, kini situasi sudah terkendali,” kata Ibrahim.

Kejadian berikutnya adalah saat kedatangan Habib Bahar Bin Smith di Manado. Habib Bahar dinilai sering melakukan ceramah-ceramah yang bernuansa intoleran. 

Komentar Facebook

Pos terkait