Pesan Pastor Paroki Santu Antonius Padua Tataaran Untuk KBK

Pastor Paroki St Antonius Padua Tataaran, Troy Kalengkongan Pr. (Foto: DetikManado.com/Richard Fangohoi)

Tondano, DetikManado.com – Pastor Paroki St Antonius Padua Tataaran, Pastor Troy Kalengkongan Pr berpesan kepada KBK. Pesan itu disampaikan pada misa pertemuan KBK Paroki Tataaran di Perum Unima Blok D, Tondano, Minahasa, Sulut, Jumat (14/02/2020).

Kalengkongan mengatakan, Tuhan membutuhkan umat (manusia) untuk saling mendengar dan menjadi modal bagi persekutuan yang disebut KBK. Ia mengatakan, KBK atau orang Katolik harus membina diri, supaya mampu mendengarkan satu sama lain dan berlatih untuk dapat berbicara.

Bacaan Lainnya

Ia mencontohkan, zaman sekarang orang cenderung terarahkan pada individualisme. Dan tak dapat disangkal, orang mulai membangun tembok-tembok rumah dan pagar yang tinggi. “Dan itu mulai memisahkan dirinya dari orang lain. Maka menyapa pun makin susah, apalagi memberi salam dan hormat,” katanya.

Pastor Troy sapaan akrabnya berharap, KBK harus menjadi pewarta, agar orang jangan tuli dan bisu secara rohani. “Satu ekspresi juga bahwa mereka (KBK) ingin merayakan cinta hari ini,” imbuhnya pada Hari Kasih Sayang yang jatuh, 14 Februari bersamaan dengan misa pertemuan KBK.

Sedangkan dalam Gereja Katolik, peringatan tanggal 14 Februari juga diperingati sebagai hari orang kudus yakni St Valentinus, St Sirilius dan St Metodius. “Dan kalau kita mau mengungkapkan cinta, kita perlu saling mendengar. Keluarga yang tidak saling mendengar, sesungguhnya cinta sudah tergerogoti dalam keluarganya. Kalau dalam keluarga sudah tidak ada komunikasi, semua atau salah satu saja anggota keluarga mulai membisu, cinta (dapat) melengkapi,” ucap Kalengkongan.

Ia berpesan, nasihat bacaan Injil Markus 7 : 31-37 tentang Yang Tuli Dijadikan-Nya Mendengar, Yang Bisu Dijadikan-Nya Bicara, agak relevan untuk kehidupan. Untuk itu, KBK membangun diri secara pribadi, keluarga, wilayah rohani atau stasi, KBK perlu terbuka dengan kehadiran Allah untuk membuka ketulian dan kebisuan. “Semoga hari ini, sungguh-sungguh menjadi sapaan yang menyentuh hati kita, supaya saling mendengar dan berbicara. Dengan demikian, cinta akan terus bersemi dalam kehidupan,” tutupnya. (rf)


Pos terkait