Inklusivitas ini juga mencakup jurnalisme warga, yang dengan peningkatan kualitas dapat memperkuat pers atau media konvensional.
Aspek berikutnya adalah peningkatan kompetensi, profesionalitas dan pendidikan jurnalis; kesejahteraan sosial-ekonomi jumalis, dan perlindungan dari berbagai bentuk kekerasan.
“Dengan peningkatan dalam berbagai aspek ini, dunia pers atau media massa dapat tumbuh dan berkembang lebih sehat dan kuat,” katanya.
Sapto Anggoro memaparkan, poin keempat adalah percepatan penyempurnaan UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan penerbitan regulasi seperti Hak Penerbit/publisher right.
“Ini untuk memperkuat dunia pers atau media massa baik ke dalam maupun keluar, juga dalam hubungan dengan platform internasional,” kata Sapto.
Dalam pembukaan kegiatan yang dihadiri juga oleh sejumlah Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) di Sulut ini, Sapto juga memaparkan tentang peran Dewan Pers menghadapi Pemilu 2024.
Pemeliharaan dan penguatan kohesi sosial nasional di tengah dinamika tahun-tahun politik 2022-2025 dengan Pemilu 14 Februari 2024 dan Pilkada 27 November 2024.
“Kontestasi politik yang berlangsung dapat menyeret media massa tertentu ke dalam pusaran partisan politik yang menimbulkan reperkusi sosial. Ini yang menjadi tugas kita menjaga media agar tetap independen,” ujarnya.
Diketahui, AMSI menggelar kegiatan Training Pre-Bunking pada Jumat – Minggu, (30 September – 2 Oktober 2022), di Manado, Sulut.
Training Pre-Bunking ini merupakan yang pertama kali digelar oleh AMSI, dan AMSI Sulut sebagai penyelenggara kegiatan tersebut.
Kegiatan yang dihadiri oleh 8 Ketua AMSI Wilayah di Indonesia Timur, serta 15 pemimpin media anggota AMSI Sulut.