Hubungan Edoz dengan siswanya juga tidak sebatas di sekolah. Jika di sekolah sebagai siswa, maka di luar jam sekolah dia anggap sudah seperti keluarga, adik maupun teman.
“Saya sering mendengar cerita mereka kemudian mengarahkan ke hal-hal positif. Selain itu saya sering mengajak mereka untuk ikut dengan saya pulang kampung di saat waktu libur,” imbuh Edoz.
Selain sebagai guru pada tahun 2017, pria ini juga terpilih sebagai Ketua Karang Taruna di Kelurahan Cobodoe, Kecamatan Tidore Timur, Kota Tidore Kepulauan. Baginya, hal ini adalah tanggung jawab dan tantangan yang berat. Namun Edoz tak gentar sedikitpun. Ia mampu menjalankan kedua tugasnya dengan baik.
“Kuncinya adalah komunikasi. Saya akan selalu siap jika ada hal urgent yang mengharuskan saya untuk hadir, saya pasti akan hadir (tugas sebagai guru dan Ketua Karang Taruna),” jelas Edoz.
Sekarang, keseharian Edoz adalah sebagai guru dan memimpin pemuda di Kelurahan Cobodoe. Salah satu warga yang berasal juga dari Kelurahan Cobode, Ridwan Oemar kenal betul akan sosok Edoz.
“Sedikit omong, tapi selalu total dalam bekerja. Ia sering bolak-balik seminggu atau dua minggu sekali antara Cobodoe dan Maidi. Sungguh ini perjuangan mulia. Ia mampu menjadi teladan untuk banyak orang terutama teman seprofesinya,” ujar Ridwan.
Sekali pada tahun 2021 atau tepat tiga tahun lalu, Ridwan pernah berkunjung ke Maidi untuk melihat langsung kondisi di sana. Dia menjelaskan, akses jalur darat memang sangat sulit, belum lagi di saat hujan kondisi jalan yang begitu parah seakan menguji kesabaran.
“Hal yang pertama terlintas di pikiranku adalah sesulit inikah mengabdi sebagai guru di pelosok negeri? Mungkin jika aku di posisi ini aku mungkin tidak sanggup,” urai Ridwan.
“Memang benar ketulusan dan keteguhan hati adalah syarat utama daripada sebuah perjuangan,” tutupnya. (Richard Fangohoi)