Manado – Menutup periode kepemimpinan keduanya, Ketua Umum Kelompok Pecinta dan Pelestari Alam (KPPA) Tarantula Adventure Sry Umar merefleksikan perjalanan sebagai perempuan pertama yang dipercaya memimpin organisasi tersebut sejak berdirinya.
Sry pertama kali dilantik pada 1 Februari 2022 dan menjabat hingga 2023. Setelah sempat rehat, ia kembali dipercaya untuk memimpin organisasi di tahun 2024, dan kini resmi mengakhiri masa tugasnya di tahun 2025.
Di tengah dinamika organisasi lapangan yang umumnya dipimpin oleh laki-laki, kehadiran Sry menjadi tonggak baru dalam sejarah KPPA Tarantula Adventure.
“Saya tidak sekadar ingin menang. Saya ingin membuktikan bahwa ruang alam dan kepemimpinan bukan milik satu gender saja,” ujar Sry pada, Sabtu (25/5/2025).
Selama dua periode kepemimpinannya, Sry dikenal mendorong penguatan sumber daya manusia (SDM) di tubuh organisasi. Ia merancang program pembinaan karakter, pelatihan kepemimpinan, dan membuka ruang partisipasi yang lebih besar bagi anggota perempuan, termasuk dalam kegiatan teknis di lapangan.
“Kepemimpinan itu bukan soal siapa paling kuat fisik, tapi siapa yang mampu melihat potensi dan menumbuhkan orang lain,” tambahnya.
Dampak dari arahannya mulai terlihat. Beberapa anggota perempuan kini mulai percaya diri untuk tampil membawakan materi teknis seperti pengenalan dasar panjat tebing (climbing), sesuatu yang sebelumnya jarang dilakukan.
“Saya melihat ada kesetaraan gender yang nyata ketika Sry memimpin. Gaya kepemimpinannya lebih inklusif dan adil, tidak membeda-bedakan anggota,” kata Fenly, salah satu perintis KPPA Tarantula Adventure.
Fenly juga menyebut bahwa di masa kepemimpinan Sry, organisasi makin dikenal luas. Sejarah mencatat Sry sebagai pemimpin perempuan pertama dalam Tarantula.
“Di masa dia memimpin, kinerja organisasi meningkat dan lebih dikenal di luar,” ujarnya.
Menjelang akhir masa jabatannya, Sry fokus mendorong regenerasi kepemimpinan di tubuh organisasi. Ia berharap lebih banyak perempuan berani mengambil peran penting, baik dalam kegiatan teknis maupun dalam arah kebijakan organisasi.
“Pemimpin perempuan bukan pengecualian. Kita hanya perlu diberi kesempatan yang setara,” pungkas Sry. (***)
Penulis: Sry Umar, Peserta “Pelatihan Jurnalistik Pecinta Alam” di Coffe Jerami Politeknik Negeri Manado, Kota Manado, Sulut, Sabtu (31/5/2025).